Penguatan dolar AS terjadi sejak awal pekan. Saat itu dolar AS langsung melejit dengan menyentuh level tertingginya Rp 14.606. Padahal di penutupan pekan sebelumnya dolar AS masih berada di posisi Rp 14.470.
Penguatan dolar AS saat itu dipicu oleh melemahnya mata uang Turki hingga menyebar ke mata uang lainnya termasuk negara-negara berkembang. Poundsterling dan euro juga ikut melemah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Turki Krisis, China Beri Dukungan |
Keesokan harinya, Selasa 14 Agustus 2018 dolar AS kembali mengamuk. Saat itu dolat AS bergerak di level terendahnya di Rp 14.595 dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.625.
Hari itu juga Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan menteri kabinet kerja untuk melakukan rapat terbatas (ratas) mengenai strategi memperkuat cadangan devisa. Tujuannya menahan kejatuhan rupiah.
Sejak saat itu dolar AS betah di zona Rp 14.600. Pada Rabu nilai tukar mata uang Paman Sam berada di level terendahnya di Rp 14.610 dan sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.622.
Saat itu, penjaga nilai tukar, Bank Indonesia (BI) mengambil tindakan dengan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. BI 7 Days Reverse Repo Rate berada di level 5,5% dari sebelumnya 5,25%.
Sementara itu, untuk suku bunga deposit facility naik 25 jadi 4,75% dan lending facility naik 25 bps jadi 6,25%. Namun sore itu dolar AS makin galak dan mencapai level Rp 14.656.
Kemarin, rupiah masih dalam kondisi melemah. Dolar AS betah berada di level Rp 14.629.
Saksikan juga video ' Pelemahan Rupiah di Mata Jokowi ':
(das/dna)