Bagaimana dengan pengusaha lain?
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman menilai langkah tersebut pada dasarnya tidak berdampak signifikan. Sebab, dolar AS yang digunakan pengusaha selama ini untuk operasional perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu ia menilai langkah tersebut tidak akan efektif karena jumlah yang ditukarkan oleh pengusaha tidak banyak dan tidak signifikan.
Kata Adhi, langkah tepat untuk mengatasi hal tersebut hanya bisa dilakukan oleh pemerintah. Ia mencontohkan, dengan memperbaiki regulasi agar bisa menunjang kinerja sebuah perusahaan dan menciptakan devisa bagi negara.
"Yang paling penting pembenahan di internal. Kita benerin regulasi yang menghambat supaya ada daya saing itu kan akhirnya bisa menghasilkan devisa buat negara ujung-ujungnya," paparnya.
Senada dengan Adhi, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Bahlil Lahadalia juga mengatakan langkah menukarkan dolar AS ke rupiah tidak efektif. Namun ia mengapresiasi langkah tersebut.
Sebab, menurut dia, sebagai warga negara Indonesia seseorang harus mencintai rupiah sebagai bentuk nasionalisme.
Baca juga: Beda Kekuatan Dolar AS 1998 dan Sekarang |
Namun, ia mengaku tidak akan melakukan hal yang sama seperti Sandiaga lakukan. Pasalnya, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan.
"Saya nggak pernah mau mengikuti orang lain. Saya punya gagasan sendiri. Lagian pemerintah saja sudah gelontorkan banyak tapi rupiah masih tinggi, apalagi kita, mau jual (dolar) berapa?" tutup dia. (dna/dna)