UFS Berminat Akuisisi Kiani Kertas

UFS Berminat Akuisisi Kiani Kertas

- detikFinance
Selasa, 16 Agu 2005 01:18 WIB
Jakarta - Satu lagi investor menyatakan minatnya mengakuisisi PT Kiani Kertas, yang kini mengalami kesulitan likuiditas akibat minimnya modal. Investor baru itu adalah United Fiber System (UFS) perusahaan asal Singapura yang juga bergerak dalam industri pulp (bubur kertas). Sebelumnya, JP Morgan yang merupakan kreditur Kiani dikabarkan akan mengambilalih perusahaan ini. Jauh sebelumnya tercatat nama Novela, investor yang juga telah mengajukan penawaran untuk membeli aset PT Kiani Kertas. Dua investor lainnya lagi yang diketahui pernah berminat adalah Ashmore, sebuah perusahaan investasi asal Australia, yang bersaing dengan Amrook. Namun keinginan sejumlah investor tersebut belum ada yang terealisasi. Padahal kebutuhan modal kerja PT Kiani Kertas sudah sangat mendesak. Akankah keinginan UFS untuk membeli PT Kiani Kertas bisa terealisasi? Yang jelas, dalam pernyataan tertulisnya, Senin (15/8/2005), Kishore Dass, CEO United Fiber System, mengatakan UFS menunjuk Deutsche Bank AG cabang Singapura sebagai Penasehat Keuangan (Financial Advisor) untuk membantu pelaksanaan proses akuisisi mayoritas saham PT Kiani Kertas. "Penunjukkan Deutsche Bank sebagai Penasehat Keuangan kami akan sangat membantu proses akuisisi atas PT Kiani Kertas. Bila proses akuisisi selesai, kami yakin PT Kiani Kertas akan segera menghasilkan pemasukan yang maksimal. Kami berencana akan memproduksi 30.000 ton bubur kertas per bulan dengan harga pasar saat ini sekitar US$ 500 per ton," kata Dass. Akuisisi PT Kiani Kertas ini menurut Dass, telah sesuai dengan strategi dan visi UFS untuk menjadi produsen bubur kertas terkemuka di dunia. "Disamping komitmen yang kuat, kami didukung oleh staf ahli dan partner yang baik untuk dapat mencapai visi tersebut," ujarnya optmis. Dijelaskan, pada 29 Juni 2005 UFS menandatangani perjanjian (Letter of Intent) dengan Kingsclere Finance Limited, yang menyatakan bahwa Kingsclere berniat untuk menjual mayoritas sahamnya di PT Kiani Kertas. Sedangkan UFS berniat membeli saham-saham tersebut pada harga yang akan ditetapkan setelah proses pelaksanaan uji tuntas (due diligence) atas PT Kiani Kertas selesai dilakukan. Pada 27 Juli 2005 lanjut Dass, UFS telah mengakuisisi PT Succsani Smart Works (SSW). SSW diketahui telah menandatangani Operational Management Agreement dengan PT Kiani Kertas pada 25 Juli 2005 untuk mengelola kegiatan operasi pabrik bubur kertas yang berlokasi di Kalimantan Timur tersebut. Perjanjian ini mengijinkan UFS untuk mengoperasikan dan mengelola pabrik secara efektif untuk menghasilkan pendapatan, selama proses pelaksanaan uji tuntas (due diligence) berlangsung. UFS juga memberikan dana untuk menutup biaya operasi pabrik, termasuk gaji pegawai, biaya perawatan mesin serta bahan bakar, dan akan menerima seluruh hasil penjualan produk bubur kertas yang diproduksi dalam periode tersebut. PT Kiani Kertas adalah pabrik bubur kertas modern yang telah beroperasi sejak November 1999. Pabrik yang berlokasi di Mangkajang, Berau, Kalimantan Timur ini memiliki kapasitas produksi sebesar 525.0000 ton per tahun. Kredit PT Kiani Kertas dibeli konsorsium Bank Mandiri pada 15 November 2002 dari Badan penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan jumlah utang yang mampu dibayar dengan arus kas yang ada senilai US$ 201,24 juta. Selebihnya berupa kredit tak lancar senilai Rp 7,1 triliun, yang diambilalih PT Anugra Cipta Investa (ACI) untuk dikonvesi menjadi obligasi tukar. Dalam transaksi itu, ACI menggandeng Nusantara Energy milik Prabowo Subianto (79%), Widjono Hardjanto (1%), dan Djohan Teguh (20%). Saat ini perseroan membutuhkan dana segar sekitar US$70 juta agar volume produksinya mencapai 500.000 ton per tahun untuk memenuhi pasokan.Sedangkan United Fiber System adalah perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura dengan kapitalisasi pasar sekitar 700 juta dolar Singapura. Perusahaan ini memiliki tiga divisi utama, yaitu Forestry and Pulp, Construction and Property Development. Saat ini, UFS memiliki 268.585 hektar lahan yang boleh dikelola (forest concession) dan sedang membangun dua proyek di Kalimantan Selatan, melalui pabrik bubur kertas PT Marga Buana Bumi Mulia dan pabrik serbuk kayu PT Mangium Anugerah Lestari. Pembangunan pabrik bubur kertas direncanakan akan selesai pada akhir 2007, sedangkan pembangunan pabrik serbuk kayu diharapkan selesai pada kuartal pertama 2006. Per tahun 2004, UFS membukukan keuntungan sebesar 92,4 juta dolar Singapura dengan laba bersih setelah pajak 0,77 juta dolar Singapura. (gtp/)

Hide Ads