Ramayana Tak Takut Hipermarket

Khawatirkan Kenaikan BBM

Ramayana Tak Takut Hipermarket

- detikFinance
Kamis, 18 Agu 2005 14:05 WIB
Jakarta - Serbuan hipermarket tak menciutkan nyali perusahaan ritel PT Ramayana Lestari Tbk (RALS). Perseroan justru merasa terancam oleh rencana kenaikan harga BBM yang akan membuat daya beli masyarakat menurun sehingga lebih memprioritaskan kebutuhan pangan ketimbang sandang.Kekhawatiran ini sangat beralasan mengingat 60 persen penjualan Ramayana berupa garmen, dan ditujukan untuk kelas menengah kebawah. Sedangkan penjualan lainnya sebesar 26 persen berupa makanan dan sisanya peralatan tulis dan kantor."Penjualan garmen marjinnya cukup tinggi walaupun yang dijual produk yang paling murah, jadi tidak terpengaruh dengan adanya hipermarket," kata Koh Boon Kim, Komisaris PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk dalam paparan publik yang berlangsung di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (18/8/2005).Untuk hipermarket, 50 persen barang yang dijual berupa elektronik, diikuti dengan peralatan rumah tangga sebesar 15-20 persen dan sisanya baru garmen. Kim menilai penjualan makanan marginnya lebih kecil ketimbang garmen.Menurut Kim, satu-satunya yang dikhawatirkan bisa mengganggu kinerja perusahaan adalah harga BBM kaerna akan membuat daya beli masyarakat turun. "Ini yang memberatkan karena kebanyakan pembeli adalah kalangan menengah kebawah, sehingga masalah makanan diutamakan dan pakaian bisa ditunda," ujarnya.Untuk tahun 2005, Ramayana akan membangun 11 toko baru, yang enam diantaranya sudah dibangun. Toko yang sudah dibangun ada di wilayah Medan (2 toko), Bumi Serpong Damai (1 toko), Ciledug, Karawang dan Cibitung masing-masing satu buah.Sedangkan sisanya yang akan dibangun ada di wilayah Padang, Ujung Pandang, Cikarang dan Cileungsi. Sampai akhir tahun jumlah toko Ramayana mencapai 95 buah lebih banyak dibanding tahun 2004 yang sebanyak 85 buah.Dana untuk pembangunan toko baru sebesar Rp 350 miliar berasal dari internal perusahaan. Menurut Kim, perusahaan saat ini memiliki arus kas (cash flow) sebesar Rp 550 miliar. Untuk tahun 2006 Ramayana akan memfokuskan 70 persen pembangunan toko di Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi, sisanya 30 persen masih di Pulau Jawa."Karena pangsa pasar kita menengah kebawah, maka pembangunan akan diutamakan di daerah pinggiran seperti dekat pabrik," ujar Kim.Sampai akhir tahun 2005 perseroan menargetkan laba bersih Rp 343 miliar atau naik sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 312 miliar. Sedangkan penjualan diharapkan mencapai Rp 4,23 triliun atau naik 12 persen dibandingkan tahun 2004 sebesar Rp 3,77 triliun."Untuk penjualan di toko yang lama kemungkinan naiknya 3 persen sedangkan di toko baru jauh lebih tinggi karena pasarnya baru," ujar Kim. (qom/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads