Cerita Money Changer Penuh Sesak saat Dolar AS Tembus Rp 15.000

Cerita Money Changer Penuh Sesak saat Dolar AS Tembus Rp 15.000

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Selasa, 09 Okt 2018 15:18 WIB
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada pagi ini sedikit jinak. Kurs dolar AS pagi ini berada di Rp 15.230. Setelah kemarin dolar AS nyaris Rp 15.300.

Meski dolar AS mengalami pelemahan beberapa poin dari hari sebelumnya, penguatan dolar terhadap rupiah yang masih terjadi saat ini membuat banyak masyarakat yang berinvestasi pada mata uang dolar AS mulai menukarkan uangnya ke rupiah.

Belakangan, saat dolar AS mencapai nilai Rp 15.000 masyarakat memadati money changer di kawasan Cikini. Hal tersebut dikatakan salah satu penjaga gedung penukaran uang Valuta Inti Prima (VIP) Denny.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa hari lalu, saat dolar AS sampai Rp 15.000 gedung ini penuh ramai dengan orang mau tukar uang," kata dia kepada detikFinance, Selasa (9/10/2018).


Ia menjelaskan, kondisi saat ini biasa saja jika dibandingkan kepadatan pengunjung beberapa hari lalu.

Meski begitu, dari hasil pantauan detikFinance, baru sampai pukul 11.00 WIB masyarakat yang ingin menukarkan uang sudah sampai 900 orang. Bahkan banyak konsumen yang menukarkan uang dolar AS ke rupiah dalam nominal Rp 15 juta ke atas.

"Kalau udah ramai itu, antrean mobil bisa sampai Tugu Tani. Sekarang banyaknya buat tukar dolar ke rupiah. Saat padat-padatnya itu terjadi minggu lalu saat dolar AS Rp 15.000. Kalau sudah banyak yang tukar, di dalam sini susah gerak," jelas dia.

Meski saat ini dolar masih diatasi Rp 15.000 namun suasana di tempat penukaran uang masih dikatakan biasa saja

"Sekarang ini mulai ramai. Tapi tidak seperti minggu lalu," jelas dia.


Sebagai informasi, jika ditarik dalam satu minggu ke belakang, rupiah tercatat sudah mengalami pelemahan hingga 1,72%. Tak cuma dolar AS, dolar Singapura juga terus menguat terhadap rupiah.

Faktor eksternal masih dinilai menjadi pengaruh kuat rupiah terus tertekan. Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM Tony Prasetiantono menilai bahwa ekonomi Indonesia saat ini tengah tertekan ketidakpastian global.

Tekanan yang dimaksud, kata Tony terlihat dari nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah. Pelemah kurs rupiah juga dipicu defisit transaksi perdagangan dan transaksi berjalan.

Namun menurut Tony, kondisi ekonomi nasional saat ini masih sehat, terlihat dari tren pertumbuhan ekonomi yang berada di level 5%, inflasi terkendali di level rendah, dan kondisi perbankan nasional yang masih sehat.



Simak video Dolar AS Nyaris Rp 15.300, Ini Kata Sri Mulyani

[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)

Hide Ads