"Perang dagang, bagaimanapun juga dan The Fed (Bank Sentral AS) membuat gejolak terhadap rupiah. Tentu rupiah di awal Rp 12.000/US$ kemudian Rp 13.000/US$ lalu Rp 14.000/US$ tapi tenang saja semua," kata JK dalam acara Grand Launching CNBC Indonesia seperti dikutip di Trans Hotel Seminyak, Bali, Rabu (10/10/2018).
"Sekarang Rp 15.000/US$ mulai khawatir, tapi memang bagi importir berat, tapi bagi eksportir menyenangkan. Jadi balance," imbuh JK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Masih Tinggi, Dolar AS Pagi Ini Rp 15.210 |
Menurut JK, eksportir seperti di Kalimantan pasti mengharapkan rupiah bisa ke Rp 20.000 per dolar AS. Pasalnya pendapatan pasti naik karena tingginya dolar.
"Pendapatan masyarakat dari kopi dan cokelat akan naik."
Baca juga: 8 Saham Menguat, IHSG Dibuka Naik ke 5.824 |
Seperti diketahui, bertempat di Trans Resort Seminyak Hotel Bali, Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan Keynote Speech sekaligus meresmikan Grand Launching CNBC Indonesia.
CNBC Indonesia adalah media ekonomi terintegrasi di bawah grup Trans Media dan terafiliasi dengan CNBC Internasional yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Tonton juga 'Dolar AS Nyaris Rp 15.300, Ini Kata Sri Mulyani':
(ara/ang)