Selama 9 bulan tahun ini Sritex berhasil mengantongi laba bersih sebesar US$ 70,5 juta atau setara Rp 1,06 triliun (kurs Rp 15.100). Perolehan itu meningkat 49,3% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu.
Pada Kuartal III 2018 penjualan kotor perseroan tercatat meningkat sebesar 33,41% dibandingkan dengan kuartal III 2017 menjadi US$ 763,9 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tahun 2018 ini, meski banyak sikap wait and see yang terlihat di pasar, kami tetap optimis dapat bertumbuh double digit di atas industrial average sehingga total penjualan kami di tahun 2018 akan menembus angka US$ 1 miliar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/10/2018).
Kapasitas produksi Sritex saat ini untuk benang (spinning) adalah 1,15 juta bales/tahun, penenunan (weaving) sebesar 180 juta meter/tahun, kain jadi (finishing) sebesar 240 juta yard/tahun dan apparel (garment) sebesar 30 juta potong/tahun.
Saat ini tingkat utilisasi produksi untuk masing-masing segmen yakni spinning 92%, weaving 86%, finishing 82% dan garment 95%. Dengan kapasitas perusahaan itu, Sritex masih menjadi market leader di Indonesia.
Sritex juga menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi dalam kisaran 56-58% dari total penjualan pada tahun ini.
"Kami optimistis target ekspor nasional sebesar USD 30 miliar di tahun 2025 dapat tercapai melalui program roadmap yang diadakan dengan Kementerian Perdagangan dalam Dialog Tekstil Nasional 2018," tambahnya.











































