Direktur Utama PT Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo meyakini dolar Amerika Serikat (AS) bakal berada di posisi Rp 14.000 di akhir tahun. Artinya, rupiah masih punya peluang untuk menguat.
"Ekspektasi Rp 14.000 sampai akhir tahun," kata dia.
Kartika menerangkan, penguatan rupiah belakangan ditopang oleh arus modal di pasar saham. Rupiah yang kemudian melemah disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kartika, rupiah cenderung stabil dan menguat jangka menengah. Defisit transaksi berjalan diperkirakan membaik karena harga minyak dunia menurun. Dia yakin, defisit transaksi berjalan di bawah 3% hingga akhir tahun.
Lalu, pertumbuhan ekonomi di kuartal IV akan membaik. Hal itu terlihat dari akselerasi pertumbuhan kredit bank.
"Harapannya juga sentimen inflow semakin besar dalam jangka menengah," katanya.
Bank Indonesia (BI), kata dia, juga telah beberapa kali menaikkan suku bunga acuan. Hal itu memicu aliran dana masuk. Serta, ditambah penilaian dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional yang menyatakan rupiah sudah terlalu murah.
"Semua memberikan sinyal asetnya secara pricing sudah bagus mulai beli lagi," tutupnya. (dna/dna)