Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyebutkan, faktor pertama adalah sikap Presiden AS Donald Trump yang terlihat tidak serius meredakan perang dagang dengan China. Ini menimbulkan ketidakpastian.
"Perang dagang, ketidakpastian meningkat dengan ditangkapnya eksekutif Huawei. Ini serius nggak AS meredam perang dagang," kata dia saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor kedua adalah mundurnya Gubernur Bank Sentral India dari jabatannya. Hal itu menurut Eko memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah.
"Kedua, yang menarik sebetulnya adalah pengunduran diri Gubernur Bank Sentral India, karena tekanan politik. Ini memberi indikasi negatif," jelasnya.
Faktor terakhir yang membuat rupiah melemah lantaran permintaan dolar AS di akhir tahun meningkat. Walaupun sudah diantisipasi dengan menambah cadangan devisa, tapi itu belum cukup.
Baca juga: Dolar AS Bikin Keok Rupiah ke Rp 14.610 |
Permintaan dolar AS meningkat di akhir tahun untuk kebutuhan liburan dan natal. Ditambah adanya Harbolnas yang membuat impor barang naik maka otomatis permintaan dolar AS ikut naik.
"Terakhir nggak bisa dihindari permintaan dolar di akhir tahun meningkat," tambahnya. (zlf/zlf)