Lagi-lagi Sandiaga Jual Saham, Ini Alasannya

Lagi-lagi Sandiaga Jual Saham, Ini Alasannya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 16 Des 2018 08:36 WIB
1.

Lagi-lagi Sandiaga Jual Saham, Ini Alasannya

Lagi-lagi Sandiaga Jual Saham, Ini Alasannya
Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno telah menjual kepemilikan saham di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Sandi menyebut dana hasil penjualan saham akan digunakan untuk membiayai kampanye.

Dalam setahun ini, sudah beberapa kali Sandi melakukan penjualan. Hingga kepemilikan sahamnya saat ini berada di kisaran 24%.

Kira-kira apakah Sandi akan menjual kembali saham di Saratoga untuk membayar ongkos politiknya? Berikut berita selengkapnya:

Sandiaga mengakui penjualan saham itu untuk dana berkampanye. Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Pasar Manis Purwokerto, Sabtu (15/12/2018).

"Saya melakukan divestasi ini sesuai dengan ketentuan pasar modal, sesuai dengan keterbukaan informasi dan agar masyarakat tahu, baik kebutuhan dana, baik buat kami berkampanye, maupun kebutuhan lainnya, itu terbuka asalnya dari mana, asalnya dari penjualan saham," katanya.

Dia mengatakan jika dengan keterbukaan informasi kepada masyarakat ini diharapkan proses berpolitik menjadi terbuka. Karena masyarakat mengetahui asal penggunaan dana kampanye tersebut dari mana asalnya.

"Jadi ini mudah-mudahan memicu keterbukaan informasi bagi masyarakat. Bahwa proses politik harus terang benderang. Proses kampanye seperti sekarang ini, kan jalan-jalan kemana-mana, pasti makan biaya dan harus transparan," ujarnya.

Saat disinggung apakah akan terus melakukan penjualan saham guna kebutuhan kampanye. Sandiaga mengatakan akan terus melakukan segalanya agar tidak mengecewakan masyarakat.

"Kebutuhan biaya berapapun juga saya akan all out. Karena sekarang ini kita sudah menembus 40 persen, harapan masyarakat sudah begitu melimpah kepada kita. Kita harus betul-betul tidak mengecewakan masyarakat," ucapnya.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta menjelaskan saat ada aksi penjualan saham, transaksi penjualan dan pembelian tidak terlalu ramai.

"Divestasi saham ini kan memang untuk menjalankan mobilisasi politiknya pak Sandi, tapi transaksi kemarin tidak terlalu ramai. Mungkin investornya masih melihat potensinya dulu," kata Nafan saat dihubungi, Sabtu (15/12/2018).

Dia menambahkan kinerja Saratoga setelah penjualan saham Sandi diprediksi memang tidak terlalu moncer. Pasalnya tahun lalu saja, Saratoga masih mencatatkan net loss.

"Saratoga kan secara teknikal sahamnya memang kurang likuid. Seperti kemarin divestasi saham pak Sandi bid overnya nggak ramai. Karena dia juga tidak masuk dalam LQ45," imbuh dia.

Selain itu, saham Saratoga sempat bergerak sangat liar, namun volumenya tetap kecil. Dari laporan keuangan perseroan periode 2017, jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan tercatat Rp 3,16 triliun turun sekitar 48% dibandingkan periode 2016 Rp 6,08 triliun.

Sandi memang telah beberapa kali menjual sahamnya di Saratoga. Terakhir pada 6 Desember 2018 lalu. Ia menjual 7 juta lembar saham, kemudian pada 7 Desember 2018 ia menjual 5 juta lembar saham dan 11 Desember 5,05 juta lembar saham.

Jika dijumlahkan, nilai transaksi dari aksi penjualan SRTG yang dilakukan Sandi telah mengantongi Rp 567,76 miliar. Jumlah kepemilikan saham Sandi di Saratoga kini tinggal 613.765.429 lembar saham atau sekitar 24,62%.

Sebelumnya Sandi memang mengaku setelah menjual kepemilikan saham SRTG di awal Oktober 2018 dirinya mempertimbangkan untuk kembali menjual sahamnya di emiten berkode SRTG itu.

Hal tersebut dilakukannya demi adanya transparansi dalam proses politik yang sedang dia jalani.

"Saya melakukan divestasi ini sesuai dengan ketentuan pasar modal, sesuai dengan keterbukaan informasi dan agar masyarakat tahu, baik kebutuhan dana, baik buat kami berkampanye, maupun kebutuhan lainnya, itu terbuka asalnya dari mana, asalnya dari penjualan saham," katanya di sela kunjungannya ke Pasar Manis Purwokerto, Sabtu (15/12/2018).

Dia mengatakan jika dengan keterbukaan informasi kepada masyarakat ini diharapkan proses berpolitik menjadi terbuka. Karena masyarakat mengetahui asal penggunaan dana kampanye tersebut dari mana asalnya.

"Jadi ini mudah-mudahan memicu keterbukaan informasi bagi masyarakat. Bahwa proses politik harus terang benderang. Proses kampanye seperti sekarang ini, kan jalan-jalan kemana-mana, pasti makan biaya dan harus transparan," ujarnya.

Bahkan, lanjut Sandiaga, setiap kali terjun ke masyarakat, banyak di antara mereka yang juga ikut memberikan dananya guna perjuangan kampanye.

"Saya sedihnya setiap kali terjun ke masyarakat, masyarakat malah mengasih uang ke saya, ingin ikut berjuang, seperti kemarin di Teluk Penyu Cilacap, itu dikasih uang juga. Intinya para pedagang, petani, semua ingin ikut berpartisipasi berapapun jumlahnya untuk dana kami berkampanye," tuturnya.

Hide Ads