Ketua KPPU Kurnia Toha mengatakan, kekhawatiran dampak buruk bagi persaingan usaha di Indonesia karena kejadian tersebut sudah memberikan dampak bagi perekonomian global.
"Tidak sekedar menggambarkan dampak perang dagang Amerika dan China yang mendorong proteksionisme perekonomian dunia yang sedang melambat," kata Kurnia dalam acara outlook persaingan usaha di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (19/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Risiko-risiko yang muncul tidak sebatas itu saja. Bukan tidak mungkin proteksionisme yang muncul di kedua negara adidaya menginspirasi lahirnya kebijakan-kebijakan domestik yang anti persaingan," ujar dia.
Oleh karena itu, kata Kurnia, KPPU sebagai wasit persaingan usaha nasional pun menyebutkan dinamika global menjadi tantangan tersendiri dalam menjamin persaingan usaha yang kompetitif. Apalagi, ekonomi nasional yang terintegrasi secara global juga bisa memicu adanya konsolidasi dan praktek kartel.
Oleh karena itu, Kurnia meminta kepada dua calon pimpinan Indonesia periode 2019-2024 mampu menggagas persaingan usaha yang sehat. Bahkan mengenai persaingan usaha menjadi agenda besar nantinya.
"Menjadikan persaingan usaha sebagai prioritas nasional karena itu kami menunggu kampanye yang temanya sarat akan persaingan usaha," ungkap dia.
"Karena kami yakin dengan persaingan sehat maka pengusaha kira akan unggul, dengan pengusaha unggul, maka rakyat makmur," tambahnya.
Baca juga: Tugas Berat KPPU di Tahun Politik |