Menurut Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali penguatan rupiah merupakan respons dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve Jerome Powell pekan kemarin. Pernyataannya memberikan sinyal bahwa The Fed tahun ini tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya.
"Faktor yang menurut saya cukup kuat adalah komentar Jerome Powell Jumat lalu yang lebih dovish dibandingkan ekspektasi," ujarnya saat dihubungi detikFinance, Senin (1/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya para pelaku pasar memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya beberapa kali. Namun ternyata Powell menyatakan bahwa sikap The Fed akan lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
"Hal itu mendorong investor yang tadinya lebih banyak membeli dolar AS untuk mendapat imbal hasil yang tinggi dari kenaikan suku bunga The Fed, kini harus mencari instrumen lainnya," tambahnya.
Pada Jumat kemarin pernyataan Powell berusaha meredakan kekhawatiran pasar bahwa bank sentral AS mengabaikan tanda-tanda perlambatan ekonomi. Dia menyadari risiko dan akan lebih bersabar dan fleksibel dalam mengambil kebijakan tahun ini.
"Kami akan bersabar ketika kita melihat untuk melihat bagaimana perkembangan ekonomi," kata Powell dikutip dari Reuters. (das/ara)