Dia menyebutkan tahun lalu dolar AS terhadap rupiah mencapai level tertinggi di posisi Rp 15.400. Namun karena kebijakan bank sentral untuk menjaga nilai tukar, rupiah terus menguat. Saat ini dolar AS tercatat di kisaran Rp 14.110.
"Kebijakan yang diambil oleh bank sentral dan pemerintah membuat rupiah terus menguat dan kembali ke level Rp 14.000. Tahun lalu rupiah terdepresiasi 5,85% dan tahun ini sudah terapresiasi," kata Perry dalam paparan MIF di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dolar AS Perkasa, Pagi Ini di Rp 14.110 |
Dia menyampaikan ke depan BI optimistis rupiah akan terus mengalami penguatan. Ini karena aliran modal asing diprediksi bisa terus masuk ke Indonesia.
Perry menyebutkan tahun lalu aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai US$ 12 miliar. Kemudian per Januari tercatat sekitar Rp 19 triliun atau sekitar US$ 1,4 miliar.
"Dengan aliran modal asing yang masuk, supply akan meningkat dan pengaruh ke nilai tukar rupiah," ujarnya.
Perry menambahkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS atau The Fed berkurang. Tahun ini kemungkinan bunga naik hanya dua kali, ini menjadi salah satu pertimbangan yang mempengaruhi nilai tukar di Indonesia. Lalu target defisit transaksi berjalan yang ditargetkan membaik turut membuat pasar lebih baik.
Selanjutnya mekanisme pasar keuangan yang terus membaik dengan adanya domestic non deliverable forward (DNDF) juga turut mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. (kil/ara)