Isu itu langsung ditepis oleh pemilik Mahaka Group itu. Dia menjelaskan bahwa saat ini dia hanya memiliki saham di PT Intermedia Capital tbk (MDIA) perusahaan yang memiliki stasiun televisi ANTV.
"VIVA kan saya enggak ada ikutan. Saya kan di ANTV sebagai Dirut dan punya saham di ANTV. Di VIVA kan enggak punya. Kan udah enggak menjabat apa-apa di VIVA," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menegaskan, bahwa dirinya belum ada rencana untuk membeli saham VIVA. Menurutnya itu hanya gosip pasar belaka.
"Sama juga ketika waktu itu digosipkan saham Republika, Mahaka melambung enggak ada apa-apa kok. Ini kan spekulasi saja, orang melihat. Tetapi ingat, jangan juga disambungkan antara politik dan bisnis karena ada masanya dan Erick Thohir juga ingin cepat-cepat kembali ke dunia usaha," tegasnya.
Saat isu itu bergulir, saham VIVA sempat melonjak ke level Rp 195. Namun hari ini saham VIVA kembali anjlok ke level Rp 170 per lembar saham.
"Saya rasa kalau saham VIVA atau saham Mahaka waktu itu naik kan memang karena ada spekulasi pasar. Tidak ada hubungan dengan saya," ujarnya.
Erick menjual saham Inter Milan ke LionRock Capital sebesar 31,05%. Media-media di Italia menyebutkan bahwa tebusan untuk saham itu sekitar 150 juta euro atau setara Rp 2,4 triliun.
Dia mengaku, uang itu sebagian untuk mengembalikan modal pribadinya serta membayar utang. Sebab dia mengakui bahwa setiap investasinya di luar negeri sebagian dibiayai dari utang.
"Sebagian bayar utang, sebagian ya balikin ekuitas. Kan yang namanya beli-beli iu kan pasti banyak utangnya tidak mungkin ekuiti semua. Bangun stadion di luar negeri nggak mungkin pure equity pasti ada utangnya," akunya. (das/ara)