-
Pengusaha sekaligus Pendiri Mahaka Group, Erick Thohir menjual kepemilikan sahamnya di Inter Milan. Total dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham itu dikabarkan mencapai Rp 2,4 triliun.
Beredar kabar bahwa Erick menjual saham Inter Milan untuk membeli saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Kabar itu ditepis oleh Erick.
Dia justru mengaku menjual saham Inter Milan untuk membayar utang. Berikut rangkuman berita tentang Erick Thohir jual saham Inter Milan:
Erick Thohir melepas saham miliknya di Inter Milan. Perusahaan finansial asal Hong Kong, LionRock Capital, yang menjadi pembelinya.
Banyaknya saham yang dijual Erick ke LionRock Capital sebesar 31,05 persen. Media-media di Italia menyebutkan bahwa tebusan untuk saham itu sekitar 150 juta euro atau setara Rp 2,4 triliun.
Dengan saham ini, LionRock Capital menjadi pemilih saham minoritas di Inter. Pemegang saham mayoritas adalah perusahaan asal China Suning, dengan 68,55 persen saham yang dimiliki.
"Kami sangat optimistis dengan prospek pengembangan bisnis yang berhubungan dengan aktivitas olahraga dan dengan sejarah lebih dari 110 tahun dan pengaruh global di sepakbola, FC Internazionale Milano mempunyai pengembangan masa depan yang sangat menarik," kaya pemilik LionRock Capital Daniel Kar Keung Tseung di situs resmi Inter Milan.
Ucapan terima kasih diucapkan pihak klub untuk Erick atas sumbangsih yang diberikan saat menjadi pemilik klub asal kota mode itu.
"Klub menyampaikan apresiasi kepada Erick Thohir untuk kontribusinya di masa lalu dan mendoakan kesuksesannya di masa depan," bunyi pernyataan resmi Inter itu.
Erick mengaku, uang itu sebagian untuk mengembalikan modal pribadinya serta membayar utang. Sebab dia mengakui bahwa setiap investasinya di luar negeri sebagian dibiayai dari utang.
"Sebagian bayar utang, sebagian ya balikin ekuitas. Kan yang namanya beli-beli itu kan pasti banyak utangnya tidak mungkin ekuitas semua. Bangun stadion di luar negeri gak mungkin pure ekuitas pasti ada utangnya," tuturnya di Gedung BEI.
Menurut Erick, sangat lumrah berutang untuk investasi di luar negeri. Biasanya perusahaan juga melakukan investasi hanya 30% dengan ekuitas sisanya berutang.
"Itu lumrah, apa lagi seluruh akuisisi saya di luar negeri enggak ada hubungannya dengan bank di Indonesia. Semua bank asing," ujarnya.
Sayangnya Erick tidak secara gamblang mengungkapkan apakah investasinya di Inter Milan menguntungkan atau tidak. "Ya namanya investasi kadang ada profit, kadang break event poin. Tergantung, hal biasalah," ujarnya.
Erick Thohir diketahui telah menjual sahamnya di Inter Milan. Kemudian muncul isu di pasar bahwa uang itu digunakan untuk membeli saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).
Isu itu langsung ditepis oleh pemilik Mahaka Group itu. Dia menjelaskan bahwa saat ini dia hanya memiliki saham di PT Intermedia Capital tbk (MDIA) perusahaan yang memiliki stasiun televisi ANTV.
"VIVA kan saya enggak ada ikutan. Saya kan di ANTV sebagai Dirut dan punya saham di ANTV. Di VIVA kan enggak punya. Kan udah enggak menjabat apa-apa di VIVA," ujarnya.
Dia juga menegaskan, bahwa dirinya belum ada rencana untuk membeli saham VIVA. Menurutnya itu hanya gosip pasar belaka.
"Sama juga ketika waktu itu digosipkan saham Republika, Mahaka melambung enggak ada apa-apa kok. Ini kan spekulasi saja, orang melihat. Tetapi ingat, jangan juga disambungkan antara politik dan bisnis karena ada masanya dan Erick Thohir juga ingin cepat-cepat kembali ke dunia usaha," tegasnya.
Saat isu itu bergulir, saham VIVA sempat melonjak ke level Rp 195. Namun hari ini saham VIVA kembali anjlok ke level Rp 170 per lembar saham.
"Saya rasa kalau saham VIVA atau saham Mahaka waktu itu naik kan memang karena ada spekulasi pasar. Tidak ada hubungan dengan saya," ujarnya.