Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan, penggabungan ini merupakan perpaduan yang ideal dan saling melengkapi. Sebab, BTPN menyasar segmen pensiun dan UMKM. Sementara, SMBCI menyasar segmen korporasi.
"Bank hasil merger perpaduan ideal antara BTPN yang fokus mass market, UMKM dengan SMBCI yang fokus korporasi. Memiliki segmen dan model bisnis berbeda tapi melengkapi," katanya di Menara BTPN Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Baca juga: Sah! BTPN Gabung dengan Bank Sumitomo Mitsui |
Dengan penggabungan ini, perusahaan akan tetap fokus dengan segmen bisnis selama ini. Selanjutnya, perusahaan akan menjajaki segmen baru.
Lantas, apa rencana Bank BTPN ke depan? Apakah dengan merger ini perusahaan mengurangi karyawan? Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance, Sabtu (2/2/2019).
Rencana BTPN dan Sumitomo Mitsui Usai Merger
Foto: Dok. Reuters
|
Ongki Wanadjati Dana menerangkan, selama ini BTPN fokus pada bisnis pensiunan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta digital melalui Jenius dan BTPN Wow!. Sementara, SMBCI fokus pada segmen korporasi.
"BTPN baru memiliki potensi mengembangkan segmen pasar yang belum kami sentuh," katanya di Menara BTPN Jakarta, Jumat (1/2/2019).
Dia bilang, Bank BTPN akan menyasar segmen baru yakni segmen komersial dan ritel.
"Seperti segmen korporasi menengah, dan usaha kecil menengah yang lebih dikenal segmen komersial, dan mengembangkan cakupan bisnis ritel," ungkapnya.
Dia mengatakan, dengan penggabungan ini maka kemampuan permodalan perusahaan semakin besar. Apalagi, perusahaan kemudian masuk dalam 10 bank dengan aset terbesar.
Meski begitu, Ongki belum menjelaskan secara rinci target penyaluran kredit usai penggabungan tersebut.
"Buat kami gini aja, kita kan masuk 10 besar, kami tetap di 10 besar dan malah mungkin lebih baik. Dengan demikian kita pasti haerus tumbuh sesuai rata-rata bank di level itu. Inline with industry," ujarnya.
Sementara itu, usai melebur jadi Bank BTPN aset perusahaan tercatat Rp 189,9 triliun. Kepemilikan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) atas Bank BTPN menjadi 97,34%.
Susunan dan Komisaris Pasca Merger
Foto: Dok BTPN
|
"Gini, memang susunan direksinya, mungkin karena penggabungan ini ada penggabungan direksi SMBC dan BTPN," katanya.
Dia melanjutkan, tidak semua pengurus di BTPN bergabung di Bank BTPN.
"Memang tim yang dlu tidak semuanya ikut di sana karena tim yang dulu sudah 10 tahun membangun bank ini yang tadinya bisnis pensiun menjadi semuanya," ujarnya.
Menurutnya, perubahan susunan pengurus merupakan hal yang wajar. Apalagi, perusahaan juga butuh regenerasi.
"Dan memang saya rasa wajar 10 tahun waktu yang lama, bahwa bank ini sudah waktunya melakukan regenerasi," ungkapnya.
Berikut susunan direksi dan komisaris Bank BTPN terbaru:
Komisaris
1. Mari Elka Pangestu
2. Chow Ying Hoong
3. Takeshi Kimoto
4. Ninik Herlani Masli Ridhwan
Direksi
1. Ongki Wanadjati Dana
2. Kazuhisa Miyagawa
3. Dini Herdini
4. Yasuhiro Daikoku
5. Henoch Munandar
6. Adrianus Dani Prabawa
7. Hiromichi Kubo
8. Merisa Darwis
Bank BTPN Tak Akan Kurangi Karyawan
Ilustrasi/Foto: Dok. BTPN Syariah
|
"Tidak mengurangi sama sekali, karena tidak ada tumpang tindih antara bisnis korporasi kita dengan ritel," kata Ongki Wanadjati Dana.
"Tidak, tidak sama sekali, kita tidak perlu melakukan hal tersebut," sambungnya.
Dia melanjutkan, justru merger ini memberi dampak positif bagi perusahaan. Sebab, bank yang sebelumnya tidak melayani bisnis korporasi, kini melayani segmen tersebut.
Dia melanjutkan, peleburan tersebut justru akan membuat karyawan semakin aktif.
"Kita ini istimewa, karena tidak ada tumpang tindih fungsi sama sekali. Malah barangkali buat karyawan kita kesempatan untuk tumbuh karena ada ritel, ada korporasinya, di cabang kita lebih aktif karena melayani nasabah korporasi," tutupnya.
Bank BTPN Tak Akan Kurangi Karyawan
Ilustrasi/Foto: Dok. BTPN Syariah
|
"Tidak mengurangi sama sekali, karena tidak ada tumpang tindih antara bisnis korporasi kita dengan ritel," kata Ongki Wanadjati Dana.
"Tidak, tidak sama sekali, kita tidak perlu melakukan hal tersebut," sambungnya.
Dia melanjutkan, justru merger ini memberi dampak positif bagi perusahaan. Sebab, bank yang sebelumnya tidak melayani bisnis korporasi, kini melayani segmen tersebut.
Dia melanjutkan, peleburan tersebut justru akan membuat karyawan semakin aktif.
"Kita ini istimewa, karena tidak ada tumpang tindih fungsi sama sekali. Malah barangkali buat karyawan kita kesempatan untuk tumbuh karena ada ritel, ada korporasinya, di cabang kita lebih aktif karena melayani nasabah korporasi," tutupnya.