Dengan begitu, rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,07% dibandingkan awal tahun 2019.
"Faktor utama yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah ekspektasi kenaikan FFR yang relatif mereda dan peningkatan capital inflow," tulis Kemenkeu dalam laporan APBN Kita Maret, ditulis Selasa (19/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun mengalami penguatan, Pemerintah tetap terus mewaspadai beberapa risiko-risiko global yang dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.
Sementara itu, cadangan devisa Indonesia berada pada level yang cukup tinggi, yakni sebesar US$ 123,3 miliar pada akhir Februari 2019, meningkat dibandingkan posisi akhir Januari 2019 sebesar US$ 120,1 miliar.
Posisi cadangan devisa ini masih setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Posisi cadangan devisa tersebut diyakini akan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan. (zlf/ang)