Pembelaan Garuda soal Kerja Sama dengan Mahata

Pembelaan Garuda soal Kerja Sama dengan Mahata

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 09 Mei 2019 07:19 WIB
Pembelaan Garuda soal Kerja Sama dengan Mahata
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka suara terkait kerja sama penyediaan layanan WiFi dengan PT Mahata Aero Teknologi. Kerja sama ini memiliki durasi 15 tahun dengan nilai US$ 241,9 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun.

Penjelasan dilakukan Garuda menyusul kisruh laporan keuangan yang diduga 'janggal'.

Pihak otoritas yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya sudah memanggil Garuda untuk menjelaskan kerja sama ini. Lantas, seperti apa penjelasan Garuda?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut berita selengkapnya dirangkum detikFinance:

Garuda Sebut Kerja Sama dengan Mahata Zero Investment

Foto: Rachman Haryanto
Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia, Iwan Joeniarto mengatakan, kerja sama yang dilakukan Garuda berbeda dengan kerja sama yang dilakukan sebelumnya. Menurut Iwan, kerja sama ini tidak mengeluarkan biaya sama sekali atau zero investment.

"Apa perbedaan konsep kerja sama sebelumnya yang dilakukan Garuda. Yang berbeda, Mahata menawarkan konsep Garuda, Wifi ini zero investment dan revenue sharing," katanya dalam acara public expose di Hanggar GMF Aero Asia, Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Rabu (8/5/2019).

"Ini akan sangat menguntungkan, dan kita bisa mendapatkan revenue tambahan," ujarnya.

Dia pun memaparkan dasar pengakuan pendapatan atas Mahata. "Kita sudah sesuai dengan PSAK nomor 23 ada 4 kriteria," ujarnya.

Dalam presentasinya, ada 4 kriteria yakni pertama, jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Kedua, kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas.

Ketiga, tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Dan keempat biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal.

Garuda Belum Terima Pembayaran dari Mahata

Foto: Rachman Haryanto
Pihak manajemen Garuda menyatakan belum menerima pembayaran dari Mahata. Sebab, saat ini Mahata tengah dalam proses finalisasi dengan investor.

"Mahata lagi dalam proses finalisasi dengan investor makanya tadi saya berharap polemik ini cepet selesai jadi investor nggak pada lari," kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal.

Hal senada juga diungkapkan oleh, Iwan Joeniarto. Dia bilang, saat ini Mahata tengah melakukan proses finalisasi dengan investor.

"Sekarang itu Mahata proses finalisasi investor, tapi saya minta teman-teman bantu kita kalau huru-hara investor juga takut dia akan sedikit ngerem," ujarnya.

Iwan meyakini Mahata akan menunaikan kewajibannya. Sebab, Mahata memiliki model bisnis yang baik.

"Kenapa kita yakin? Karena bisnis model bagus, ini startup sama seperti Go-Jek, tapi kita sudah perhitungkan yang dilakukan Mahata, model advertising berbeda dengan yang lain," ujarnya.

"Seperti Anda masuk Youtube, Google, setiap advertising masuk, kan selalu ditulis ada berapa orang yang melihat ngecharge berdasarkan itu. Jadi prospek bisnis sangat bagus, dari 50 juta passanger Garuda Indonesia Group itu diperkirakan US$2-4 bisa kita ambil revenue passenger dari orang melihat iklan," ujarnya.

Mahata Dapat Suntikan Modal Rp 294 Miliar

Foto: Rachman Haryanto
Iwan Joeniarto dalam paparannya menjelaskan, manajemen yakin piutang yang timbul dari transaksi ini akan mengalir ke Garuda Indonesia Group. Sebagaimana diketahui, nilai kerja sama antara Garuda dan Mahata sebesar US$ 241,9 juta.

Pasalnya, Mahata merupakan startup yang telah memiliki kontrak kerja sama dengan berbagai perusahaan yakni Lufthansa System, Lufthansa Technik dan Inmarsat.

"Kewajiban Mahata supaya sustain, tentunya bertanggung jawab menyediakan pelayanan dan menanggung biaya pengisian konten," katanya.

"Melalui kerja sama dengan partner-partnernya harus bisa menyediakan tenaga kompeten, dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di pesawat," tambahnya.

Dia mengatakan, Mahata juga harus memastikan layanan bisa terhubung dengan baik sehingga menciptakan pendapatan.

"Dan menjamin terhubung dengan baik, terkoneksi dengan baik, dan beroperasi sehingga bisa dinikmati pelanggan dan penghasilan revenue yang tadi dilakukan sharing," ujarnya.

Iwan meyakini hal itu bisa diwujudkan oleh Mahata, apalagi Mahata bagian dari Global Mahata Group dengan nilai bisnis US$ 640,5 juta. Sejalan dengan itu, dia menyatakan, untuk mewujudkan penyediaan layanan WiFi ini Mahata menggandeng sejumlah investor untuk menanam modal.

Dalam keterangan tertulis Garuda Indonesia disebutkan, untuk menyediakan layanan internet, pada 8 April 2019 lalu Mahata mendapat suntikan modal US$ 21 juta atau setara Rp 294 miliar (kurs Rp 14.000) dari Well Vintage Enterprise FZE Dubai. Well Vintage Enterprise FZE adalah perusahaan konsultan manajemen dan keuangan. Perusahaan ini berdiri pada 2007 dengan kantor pusat pertama di Singapura.

Garuda Tepis Tudingan 'Poles' Saham

Foto: Rachman Haryanto
Fuad Rizal menepis pencatatan transaksi kerja sama dengan Mahata untuk mengerek harga saham Garuda Indonesia. Dia menjelaskan, direksi yang baru ditunjuk pada September 2018. Sementara, harga saham mulai menanjak pada Desember 2018.

Harga saham perusahaan dengan kode GIAA ini sebutnya mencapai posisi tertinggi sampai Rp 630 per lembar saham pada pertengahan Maret 2019. Sementara, laporan keuangan tahun buku 2018 baru dirilis 28 Maret 2019.

"Sampai pertengahan Maret itu saham Garuda tertinggi Rp 630 per lembar saham. Ini menepis persepsi publik atau masyarakat pada umumnya dengan melakukan transaksi ini Garuda dianggap window dressing karena laporan keuangan Garuda tahun buku 2018 baru keluar 28 Maret," katanya.

Menurutnya, harga saham Garuda Indonesia naik karena manajemen melakukan sejumlah inovasi. Sehingga, investor percaya pada kinerja maskapai pelat merah.

"Kenapa naik, karena manajemen aktif melakukan inovasi terobosan baru untuk memberikan nilai tambah penumpangnya," sambungnya.

Namun, saham perseroan Garuda Indonesia anjlok. Dia mengaku sedih atas kondisi ini.

"Kalau sekarang di bawah Rp 400, buat kita sedih juga," ujarnya.
Halaman 2 dari 5
(dna/dna)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads