Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan pada Mei 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan. Ini terjadi akibat ketidakpastian global serta pola musiman peningkatan permintaan valuta asing.
"Setelah sebelumnya menguat pada April 2019, nilai tukar Rupiah pada 15 Mei 2019 tercatat melemah 1,45% secara point to point dibandingkan dengan level akhir April 2019 dan 1,36% secara rerata dibandingkan rerata April 2019," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (16/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: BI Diramal Masih Tahan Bunga di Level 6% |
Dia mengatakan, nilai tukar rupiah yang melemah pada Mei 2019 tidak terlepas dari pengaruh sentimen global terkait eskalasi perang dagang sehingga memberikan tekanan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk Rupiah.
Selain itu, pola musiman peningkatan permintaan valas untuk kebutuhan pembayaran dividen nonresiden turut memengaruhi pelemahan rupiah.
Baca juga: Masih Tinggi, Dolar AS Perkasa di Rp 14.433 |
Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga sejalan dengan prospek NPI 2019 yang membaik. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas. (kil/dna)