SUPR Catat Pendapatan Rp 1,8 T di 2018

SUPR Catat Pendapatan Rp 1,8 T di 2018

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 15 Mei 2019 19:01 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Emiten penyedia menara telekomunikasi, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) sepanjang 2018 mencatat pendapatan (audit) sebesar Rp 1,808 triliun atau turun tipis 1% dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,908 triliun.

"EBITDA 2019 sebesar Rp 1,637,7 triliun dimana marjin EBITDA stabil sebesar 86,2 persen," kata Presiden Direktur PT Solusi Tunas Pratama Tbk Nobel Tanihaha dalam keterangannya, Rabu (15/5/2019).

Sepanjang 2018, perseroan memiliki aset portofolio yang terdiri dari 5.979 menara makro2, 433 microcell poles2, 37 lokasi indoor DAS dan jaringan serat optik sepanjang 3.260 3 km. "Penyewaan kami tercatat sebanyak 10,492, sehingga rasio penyewaan menara tercatat sebesar 1,64x per Desember 2018," kata Nobel Tanihaha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nobel Tanihaha mengatakan, pelanggan utama Solusi Tunas Pratama terdiri dari empat operator telekomunikasi terbesar di Indonesia, yaitu PT XL Axiata Tbk, Telkom Grup, PT Indosat Tbk. dan PT Hutchison 3 Indonesia. "Keempat operator ini mengkontribusi sebanyak 92 persen dari pendapatan kami pada 2018," kata Nobel Tanihaha.


Adapun pada 2018, jumlah pendapatan kontraktual dengan pelanggan perseroan sebesar Rp 8,5 triliun.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), industri telekomunikasi di Indonesia berkontraksi sebesar 6,4 persen pada tahun 2018 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Industri seluler juga mengalami penurunan sebesar 2-3 persen pada tahun yang sama. Oleh karena itu, para penyedia layanan telekomunikasi fokus meningkatkan kapasitas dan cakupan jaringan walaupun lebih lambat dari yang diharapkan. Meski dengan pertumbuhan negatif, Nobel percaya bahwa masih ada ruang bagi industri ini untuk terus tumbuh dikarenakan pengadopsian jaringan 4G LTE di Indonesia yang masih dalam tahap awal.

"Kami yakin bahwa industri seluler negeri ini akan mulai pulih pada 2019. Para penyedia layanan telekomunikasi akan memperluas cakupan jaringan di luar Pulau Jawa dan memperkuat kualitas dan kapasitas jaringan di area-area perkotaan agar dapat memanfaatkan permintaan data berkecepatan tinggi yang terus bertumbuh dengan pesat," kata Nobel Tanihaha.

(das/fdl)

Hide Ads