Direktur Investasi SRTG Devin Wirawan mengatakan, sebagai perusahaan investasi pihaknya sangat merasakan lesunya industri saat masa-masa Pemilu. Pelaku pasar cenderung menahan diri untuk menambah portofolionya di pasar saham.
"Di masa-masa pemilu itu rada slow karena banyak pemain itu wait and see. Setelah pemilu itu selesai akan kembali bisnis as ussual," ujarnya di Gedung Cyber 2, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengharapkan stabilitas karena tanpa itu investor dan pemain bisnis tidak ada yang mau mengalokasikan dana yang besar untuk membngun negeri ini," tambahnya.
Meski begitu, Devin menegaskan, SRTG dikelola secara profesional dan tak terpengaruh politik. Dia juga menekankan bahwa Sandi sejak terjun ke politik tak lagi berkecimpung mengurusi perusahaan.
"Untuk pemegang saham yang dimaksud itu sejak dia aktif di bidang politik itu sudah tidak ikut serta dalam manajemen Saratoga," tambahnya.
SRTG pada 2018 menderita kerugian Rp 6,2 triliun. Catatan itu berbanding terbalik dengan 2017 perusahaan mampu meraup laba bersih Rp 3,27 triliun.
Kerugian perusahaan disebabkan adanya kerugian bersih atas investasi pada efek ekuitas atau saham sebesar Rp 7,25 triliun. Pada 2017 di pos itu SRTG meraup keuntungan Rp 2,35 triliun.