Melansir keterbukaan informasi, pada semester I-2019 VIVA menderita kerugian hingga Rp 233,3 miliar. Rugi itu membengkak dari posisi semester I-2019 yang ruginya mencapai Rp 204 miliar. Pendapatan usaha VIVA juga tercatat turun dari posisi semester I-2018 sebesar Rp 1,37 triliun menjadi Rp 1,1 triliun.
Presiden Direktur VIVA Anindya N.Bakrie mengatakan, terkait dengan kinerja keuangan semester 1 2019, VIVA membukukan perbaikan kinerja pada kuartal II- 2019 ini di mana pendapatan kuartal II-2019 mencapai Rp 594,6 miliar dibandingkan dengan pendapatan kuartal 1 2019 yang sebesar Rp 522,9 miliar atau tumbuh 14%.
"Pertumbuhan pendapatan tersebut meningkatkan EBITDA yang tumbuh 20% dari Rp 25,6 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 30,7 miliar pada kuartal II-2019," kata Anindya dalam keterangannya, Jumat (2/8/2019).
Anindya mengatakan, langkah-langkah VIVA Group dalam memperkuat kehadirannya di ranah digital akan menambah daya tarik dari VIVA Group untuk menarik para pengiklan untuk beriklan di media platform VIVA Group.
Karena, kata dia, VIVA Group dapat memberikan pelayanan iklan 360 derajat, yaitu pengiklanan melalui platform TV FTA, digital serta off-air dari acara-acara Meet & Greet yang rutin diadakan oleh ANTV serta acara-acara off-air dari One Pride MMA dan One Prix.
"Ke depannya, kami juga akan mengembangkan konten-konten secara in-house dan joint production yang hak kepemilikan intelektualnya dimiliki perusahaan sehingga konten-konten tersebut dapat dimonetisasi diberbagai platform yang kami miliki," tambah Anindya.
Lebih lanjut dia mengatakan, belanja iklan pada semester 1 tahun 2019 belum menunjukkan perbaikan, bahkan cenderung melambat dibandingkan semester yang sama tahun 2018.
Di tengah tren perlambatan itu, kata Anindya, VIVA tetap berinovasi menyuguhkan konten-konten berkualitas, menarik dan relevan yang dapat dinikmati diberbagai platform yang dimiliki oleh VIVA, sehingga menambah jangkauan pemirsa.
"Penyajian konten-konten menarik dari yang dapat dinikmati diberbagai platform, diharapkan dapat menjangkau khalayak secara luas dan ke depannya akan terus dikembangkan," ujarnya.
Simak Video "Plt Menpora: Belum Lihat Surat Pembatalan Piala Dunia U-20 di RI"
[Gambas:Video 20detik]
(das/fdl)