Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah siang ini stagnan di level Rp 14.230.
Pada pra perdagangan, IHSG berkurang 11,115 poin (0,18%) ke 6.228. Indeks LQ45 turun 3,440 poin (0,35%) ke 968.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pukul 09.05 JATS, IHSG masih melemah 26 poin (0,42%) kke 6.212. Indeks LQ45 turun 7,3 poin (0,76%) ke 964.
Hingga sesi I berakhir, IHSG turun 4 poin (0,07%) ke level 6.234. Sedangkan indeks LQ45 turun 0,4 poin (0,05%) ke level 971,896.
Perdagangan saham ditransaksikan 227.121 kali dengan nilai Rp 3,3 triliun. Sebanyak 177 saham menguat, 180 saham turun, dan 132 saham stagnan.
Baca juga: Dolar AS Melejit ke Rp 14.250 |
Pada perdagangan semalam (22/8) bursa saham Wall Street ditutup mixed dengan kecenderungan melemah, di mana S&P 500 dan Nasdaq melemah sebesar 0.05% dan 0,36% sedangkan hanya Dow Jones yang menguat sebesar 0.19%. Pergerakan indeks masih cenderung dipengaruhi oleh rilisnya data Markit Manufaktur Amerika Serikat (AS) bulan Agustus yang tercatat turun ke level 49,9 dari sebelumnya di level 50,3.
Kondisi tersebut menandakan bahwa adanya kontraksi pada bulan Agustus 2019, data ini juga baru terjadi pertama kali sejak sepuluh tahun terakhir.
Seluruh perdagangan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif siang ini. Berikut pergerakannya:
- Indeks Nikkei 225 bertambah 70 poin ke 20.698
- Indeks Hang Seng menguat 140 poin ke 26.188
- Indeks Komposit Shanghai naik 13 poin ke 2.896
- Indeks Strait Times turun 17 poin ke 3.110
Saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya Unilever Indonesia (UNVR) naik Rp 500 ke Rp 45.800, Indo Tambangraya (ITMG) naik Rp 475 ke Rp 12.500, United Tractors (UNTR) naik Rp 475 ke Rp 20.450, dan Astra Internasional (ASII) naik Rp 200 ke Rp 6.525.
Sementara saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya Gudang Garam (GGRM) turun Rp 450 ke Rp 75.550, Indocement Tunggal (INTP) turun Rp 275 ke Rp 20.975, Indosat (ISAT) turun Rp 270 ke Rp 3.260.
(/dna)