Target Penjualan Aneka Kemasindo Tahun Ini Meleset
Kamis, 17 Nov 2005 12:16 WIB
Jakarta - Tingginya harga BBM dan fluktuasi nilai tukar rupiah telah memberikan tekanan pada kinerja PT Aneka Kemasindo Utama Tbk (AKKU). Perusahaan plastik ini memastikan target penjualan dan laba bersih sampai akhir tahun 2005 akan meleset.Perusahaan kemungkinan hanya akan mencapai target penjualan 75-85 persen dan laba bersih hanya 50 persen. Padahal, sebelumnya perusahaan menargetkan penjualan bersih sampai akhir tahun Rp 33,78 miliar dan laba bersih Rp 3,55 miliar.Demikian diungkapkan oleh Direktur PT Aneka Kemasindo Utama Tbk, Dicky Tesiman, dalam public expose yang berlangsung di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jakarta, Kamis (17/11/2005).Sulitnya pencapaian target itu, menurut Dicky, terlihat dari hasil penjualan bersih sampai September 2005 yang hanya sebesar Rp 19,9 miliar atau 59,07 persen. Sedangkan laba bersih baru sebesar Rp 1,39 miliar atau sekitar 39 persen dibanding target semula."Penurunan ini karena tekanan naiknya harga BBM dan melemahnya nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM mengakibatkan harga bahan baku plastik mengalami kenaikan," ujar Dicky.Saat ini harga bahan baku polypropylene yang merupakan bahan baku gelas plastik, meningkat sekitar 15,79 persen menjadi US$ 1.129 per ton.Melemahnya nilai tukar rupiah juga menyebabkan terjadinya beban pokok penjualan, karena harga bahan baku dibeli dalam dolar.Diakui Dicky, meski penjualan bersih sampai September 2005, mengalami peningkatan 25,95 persen atau mencapai Rp 19,95 miliar, namun tidak menyumbang banyak terhadap perolehan laba bersih karena tingginya kompetisi produksi gelas-gelas platik di pasar lokal.Untuk target tahun 2006, perseroan akan melihat kondisi 2-3 bulan ke depan. Yang jelas, kata Dicky, perusahaan akan meningkatkan efisiensi mesin dan produk dengan menggunakan bahan baku daur ulang."Kita akan lakukan efisiensi, salah satunya dengan produk daur ulang, tapi untuk kemasan makan tidak akan menggunakan produk daur ulang," ujarnya.Perusahaan yang baru satu tahun listing di bursa ini, saat IPO November tahun lalu meraup dana publik Rp 16,22 miliar. Realisasi penggunaannya sebesar Rp 12,567 miliar antara lain untuk pembelian tanah, mesin, pengembangan fasilitas pabrik, refinancing dan modal kerja. Sisanya Rp 3,654 miliar masih didepositokan pada bank yang tidak terafiliasi.Perusahaan memiliki total aset Rp 43,8 miliar. Sampai pukul 11.30 waktu Jakarta Automatic Trading System (JATS), saham dengan kode AKKU ini stagnan di level Rp 75 per saham.
(ir/)