Data itu diambil Wimboh setelah mengutip survei yang dilakukan Bloomberg terhadap 32 negara tujuan investasi.
"Jadi Bloomberg melakukan survei kepada 57 global investor dan traders, Indonesia menempati peringkat tertinggi tujuan investasi, dan ini juga yang paling menjanjikan di antara negara-negara emerging market lainnya," ujar Wimboh dalam Pembukaan Perdagangan Saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, capaian tersebut merupakan sinyal positif bagi kondisi pasar modal dalam negeri, bahkan dianggap berhasil menggeser China dan India.
"Hal ini menandakan market confident. Khususnya investasi di pasar saham dan surat utang, ini dalam sejarah kita bisa mengalahkan Tiongkok dan India dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.
Meski demikian, Wimboh mengakui kinerja pasar modal sepanjang 2019 ini belum melampaui ekspektasi yang dipatok awal tahun sebelumnya.
Meski suku bunga saat itu rendah, tensi perang dagang yang terus meningkat memberikan tekanan terhadap kinerja pasar modal RI.
"Pada tahun 2019 kemarin kita mempunyai optimisme sangat tinggi karena suku bunga sudah turun, di luar dugaan kita ada perang dagang yang luar biasa. Dampaknya sudah ke seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia," imbuhnya.
Namun demikian, capaian pasar modal tahun ini cukup memuaskan jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Investor tercatat masih membukukan beli bersih atau net buy hingga Rp 49,2 triliun.
"Kami bangga kita tidak terlalu terpengaruh dibandingkan negara lain sehingga pasar saham kita mengalami pertumbuhan positif 1,7%," tutupnya.
(dna/dna)