Jabatan Dirut Garuda Jadi Rebutan

Jabatan Dirut Garuda Jadi Rebutan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 20 Jan 2020 06:00 WIB
Jabatan Dirut Garuda Jadi Rebutan. Foto: Dikhy Sasra
Jakarta - Kementerian BUMN menyebut banyak orang yang masuk menjadi kandidat dirut PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Hingga kini maskapai pelat merah itu memang belum punya dirut, hanya dipimpin oleh pelaksana tugas Dirut.

Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sebagai perusahaan, Garuda cukup menarik. Makanya wajar, menurut Arya apabila banyak orang yang mau jadi Dirut Garuda.

"Namanya Garuda kan menarik, jadi banyak masuk. Banyak, (tiga kandidat) lebih itu. Kita cari kandidat terbaik untuk Garuda," ungkap Arya dalam sebuah diskusi di bilangan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (19/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arya sendiri enggan menyebutkan ataupun membocorkan siapa yang dipilih jadi Dirut baru Garuda. Arya menilai semua akan diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tanggal 22 Januari nanti Dirut baru Garuda akan diumumkan.

"Belum, tanggal 22 lah, kan masih lama. 3 hari lagi. Kami tidak mungkin melangkahi keputusan RUPS karena itu kan ada pemegang saham yang besar-besar juga. Pasti banyak pertimbangan yang dilakukan," kata Arya.

Sebelumnya, imbas skandal Harley Davidson dan Brompton, Kementerian BUMN memutuskan untuk mencopot Ari Ashkara sebagai Dirut Garuda. Sementara itu, untuk memimpin Garuda, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal ditunjuk menjadi Plt Direktur Utama.

Kabar mengenai tokoh yang akan jadi Dirut baru Garuda pun sudah banyak berembus. Mantan Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI Irfan Setiaputra akan menjadi calon Direktur Utama Garuda Indonesia. Benarkah?

Saat dikonfirmasi, Irfan sendiri enggan berkomentar banyak. Menurutnya, hal itu terlalu dini untuk dibicarakan.

"No comment, no comment. Saya sudah ditanyai, saya bilang masih terlalu dini, belum bicara-bicara di situ jadi no comment dulu lah," katanya kepada detikcom, Senin kemarin (13/1/2020).

Namun, Irfan tak menepis pernah bertemu Menteri BUMN Erick Thohir. Kembali, ia mengatakan, masih terlalu dini untuk bicara soal hal tersebut.

"Kalau Pak Erick kan sering ketemu sebelumnya, tapi ngobrol-ngobrol tidak apa-apa, masih terlalu dini," ungkap Irfan.

Soal isi pertemuan, ia tak memberi keterangan secara gamblang. Ia hanya bicara tema pembicaraan secara umum. "Masih general," katanya.


Irfan sudah berkarir di sejumlah perusahaan bidang teknologi informatika setelah lulus kuliah. Beberapa di antaranya IBM, LinkNet, dan Cisco.

Tak hanya perusahaan swasta, Irfan juga pernah berkarir di BUMN sebagai Direktur Utama di PT INTI pada Maret 2009 setelah dipilih oleh Menteri BUMN saat itu Sofyan Djalil.

Irfan mengundurkan diri dari posisi Direktur Utama PT INTI pada Juli 2012 karena merasa gajinya terlalu kecil dibanding jabatan sebelumnya. Kala itu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN yang menerima surat pengunduran diri Irfan.

Posisi Irfan saat ini adalah CEO Sigfox Indonesia, pengelola jaringan Internet of Things (IoT) sejak Februari 2019 lalu.


Hide Ads