Wabah virus corona mampu membuat gonjang-ganjing pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus turun, transaksi di pasar juga sepi.
Sepinya perdagangan akan mempengaruhi keuangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penjaga pasar modal Indonesia. Sebab rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) merosot jauh. Sementara pendapatan BEI dari fee transaksi.
"Ya secara umum RNTH kan turun ada dampaknya ke korporasi, tapi kita pantau terus. Secara umum turunya RNTH mengimbangi penurunan pendapatan," kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi di gedung BEI, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data BEI, RNTH pada akhir pekan lalu mencapai Rp 7,0 triliun, turun 0,93% dari pekan sebelumnya Rp 7,07 triliun. Angka itu juga masih jauh dari target yang dicanangkan BEI tahun ini yakni Rp 9,5 triliun.
Dengan penurunan RNTH itu, BEI pun terpaksa melakukan efisiensi. BEI menahan biaya-biaya operasional yang dianggap tidak begitu penting, seperti perjalanan dinas karyawannya.
"Contohnya membatasi perjalanan karyawan dan manajemen kebetulan ada corona ya bisa mengurangi biaya. Kemudian kita memanfaatkan sedapat mungkin video conference rapat jarak jauh dengan kantor perwakilan. Itu efisiensi yang terukur," tuturnya.
Meski begitu, Hasan menegaskan bahwa kegiatan-kegiatan pengembangan yang sudah menjadi prioritas tahun ini tetap berjalan. Seperti pengembangan produk pelayanan. Misalnya BEI berniat untuk membuat dua indeks environment social governance konvensional dan syariah.
(das/fdl)