Benarkah Dolar AS Sudah Tembus Rp 16.000?

Benarkah Dolar AS Sudah Tembus Rp 16.000?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 19 Mar 2020 12:45 WIB
Nilai tukar rupiah hari ini mengalami koreksi harian terparahnya di 2015. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 13.795 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.610 per dolar AS. Petugas vallas di Money Changer Dolarindo Melawai, Jakarta Selatan menunjukan uang dolar AS, Rabu (12/8/2015). Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) bikin heboh. Menurut Google nilai mata uang Paman Sam itu sudah tembus Rp 16.000. Waduh, betul nggak ya?

Sejumlah warganet mencuitkan nilai tukar rupiah yang telah menyentuh level Rp 16.000. Pernyataan tersebut umumnya menyertakan hasil tangkapan layar nilai tukar rupiah yang disampaikan oleh mesin pencari Google.

Hari ini rupiah memang melemah terhadap dolar AS, tapi belum sampai membawa The Greenback ke kisaran Rp 16.000.

Dikutip dari Riset CNBC Indonesia, Kamis (19/3/2020) pukul 12:02 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 15.400 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 1,34% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun di mesin pencari Google, tertulis bahwa rupiah sudah mencapai kisaran Rp 16.000/US$. Pada pukul 12:04 WIB, US$ 1 dihargai Rp 16.077,5.

Kemungkinan kurs Google itu mengacu ke pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Di pasar tersebut, kurs rupiah terhadap dolar AS memang sudah berlari kencang.


Perkembangan kurs dolar AS di pasar NDF:

Kurs 19 Maret (12:06 WIB)

1 Pekan Rp 16.105

1 Bulan Rp 16.245

2 Bulan Rp 16.370

3 Bulan Rp 16.450

6 Bulan Rp 16.695

9 Bulan Rp 16.890

1 Tahun Rp 17.090

2 Tahun Rp 17.418,6

Apa sih pasar NDF itu? Lihat di halaman berikutnya.


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar Domestic NDF (DNDF). Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu selalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.


Hide Ads