Merebaknya pandemi virus corona telah menghantam setiap lapisan ekonomi. Tak terkecuali lini bisnis properti.
Salah satunya, pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk (LKPR) menyatakan telah mengambil sejumlah langkah dalam menghadapi ketidakpastian pasar di tengah pandemi virus corona (COVID-19).
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan sejumlah inisiatif telah dipersiapkan sejak awal tahun ini untuk memperkuat fleksibilitas keuangan perusahaan di tengah gegernya virus corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini nantinya akan membantu kami menavigasikan diri secara efektif untuk suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata John dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Senin (30/3/2020).
Pihaknya telah mengeksekusi sejumlah penghematan biaya sehingga akan menurunkan biaya operasional pada fiskal tahun 2020 ini. Selain itu, upaya serupa juga ditempuh dalam hal pengurangan belanja modal dan modal kerja.
Perusahaan dengan kode emiten LPKR ini juga menyatakan akan aktif untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas keuangan. Saat ini, John bilang, perusahaan tidak perlu untuk meningkatkan modal dan terus bergerak maju untuk divestasi Lippo Mal Puri.
Pihaknya juga telah melakukan pengurangan jam operasional di berbagai mal-mal dan hotel-hotel jaringan LPKR sebagai pencegahan virus corona. Aksi ini dinilai akan menghasilkan strategi penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan.
John menjelaskan, Lippo Cikarang sebagai anak perusahaan LPKR telah berhasil meluncurkan proyek perumahan tapak terbaru Waterfront Estates untuk klaster kedua. Dimana klaster pertama telah ludes terjual.
"Anak perusahaan Lippo Cikarang (kepemilikan 81%) berhasil meluncurkan proyek residensial yang baru Waterfront Estates, yang menunjukkan adanya kepulihan bisnis intinya. Klaster pertama telah terjual habis sehingga kami membuka penjualan unit di klaster 2," ucapnya.
Sejauh ini, secara total pihaknya telah menjual lebih dari 304 rumah dengan total Rp 262,6 miliar. Adapun, harga masing-masing rumah dipatok antara Rp 499 juta hingga Rp 1,5 miliar. Total tanah dari pengembangan proyek ini seluas 25.803 meter persegi.
"Hasil penjualan ini di atas target awal kami yaitu 250 rumah dan semakin membuktikan pulihnya bisnis inti perusahaan serta memvalidasi strategi bisnis perumahan tapak yang terjangkau," ungkapnya.
(eds/eds)