Surat Utang Pemerintah Bisa Diborong Asing

Surat Utang Pemerintah Bisa Diborong Asing

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 09 Apr 2020 14:38 WIB
Utang Pemerintah
Foto: Andhika Akbarayansyah
Jakarta -

Lembaga riset Center of Reform Economics (CORE) Indonesia memperkirakan surat utang negara (SUN) yang akan diterbitkan pemerintah berpotensi dikuasai asing. Pemerintah telah mengajukan pelebaran defisit mencapai 5,07% terhadap PDB.

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah Redjalam mengatakan dengan melebarnya defisit anggaran tentunya akan mendorong pemerintah untuk menerbitkan SUN sebagai salah satu sumber pembiayaan defisit yang semakin besar.

"Sayangnya penerbitan SUN masih sangat bergantung pada investor asing. Sekitar 35-40% SUN yang diterbitkan pemerintah dipegang oleh investor asing," kata Piter

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelebaran defisit anggaran juga dikarenakan dampak virus Corona (COVID-19). Pemerintah membutuhkan dana besar untuk menanggulangi virus yang belum ada vaksinnya hingga saat ini.

Pemerintah mengeluarkan outlook pendapatan negara turun 10% menjadi Rp 1.760,9 triliun dari target APBN 2020 sebesar Rp 2.233,2 triliun. Sedangkan dari sisi belanja negara, dia bilang mengalami kenaikan menjadi Rp 2.613,8 triliun dari APBN sebesar Rp 2.540,4 triliun.

ADVERTISEMENT

Dengan outlook pendapatan dan belanja negara tersebut, Sri Mulyani menyebut berdampak pada defisit atau tekor APBN menjadi Rp 852 triliun atau 5,07% dari PDB. Angka defisit naik drastis dari yang sebelumnya hanya sebesar Rp 307,2 triliun atau 1,76% dari PDB

Pemerintah, dikatakan Piter, sudah menganggarkan dana Rp 405,1 triliun atau setara 2,5% dari PDB untuk bidang kesehatan, perlindungan sosial, insentif perpajakan dan pemulihan ekonomi nasional. Dengan tambahan ini Indonesia menjadi salah satu negara pemberi insentif terbesar di Asia.

Jumlah insentif fiskal pemerintah lebih besar dibandingkan beberapa negara seperti Tiongkok yang sebesar 1,2% terhadap PDB, Korea Selatan sebesar 0,8%, ataupun India sebesar 0,5%, namun angka ini lebih kecil dibandingkan Thailand yang sebesar 3% ataupun Malaysia yang sebesar 17%.

Menurut Piter kepemilikan asing pada SUN yang diterbitkan pemerintah juga menjadi yang paling besar dibandingkan dengan negara berkembang setara dengan Indonesia, seperti Thailand, Malaysia, ataupun China.

Lanjut Piter menyatakan, dengan kondisi seperti itu menjadikan struktur pembiayaan anggaran akan sangat rentan terhadap pelarian modal secara tiba-tiba. Contoh teranyar bisa dilihat pada bulan Februari dan Maret lalu ketika dana asing keluar sebanyak Rp 145 triliun dari surat utang pemerintah.

"Dampaknya imbal hasil SUN meningkat dan beban biaya penerbitan SUN di masa mendatang menjadi lebih besar," ungkapnya.




(hek/das)

Hide Ads