Airlangga Sebut Rupiah Terlalu Kuat, Ini Kata Gubernur BI

Airlangga Sebut Rupiah Terlalu Kuat, Ini Kata Gubernur BI

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 10 Jun 2020 11:40 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya. Kini BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5%.
Gubernur BI Perry Warjiyo/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mampu menstabilkan bahkan menguatkan nilai tukar rupiah.

Namun Airlangga menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tembus di bawah Rp 14.000 sudah terlalu kuat, sehingga daya saing ekspor menurun.

"Terkait dolar ini operasi moneternya pak Gubernur (BI) baik. Cuma ini agak terlalu kuat nih pak Gubernur, jadi daya saing kita agak alarming juga nih. Jadi kekuatan pak Gubernur nih harus di-adjust sedikit," kata Airlangga melalui telekonferensi, Selasa (9/6/2020) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penguatan atau pelemahan nilai tukar rupiah sangat tergantung faktor fundamental dan teknikal.

"Faktor fundamental yang mendorong penguatan rupiah antara lain rendahnya inflasi, defisit transaksi berjalan yang aman, serta penurunan perbedaan suku bunga (yield) dengan US Treasury," kata Perry dalam kesempatan yang sama.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, faktor teknikal yang berpengaruh terhadap pergerakan rupiah yaitu level premi risiko atau credit default swap (CDS) yang sempat meroket ketika terjadi kepanikan global pada pertengahan hingga akhir Maret 2020.

Level CDS Indonesia saat ini tercatat 110, meskipun belum kembali ke level sebelum wabah COVID-19, yaitu 68.

"Secara fundamental (nilai) tukar rupiah masih undervalue. Insyaallah premi risiko membaik. Kita menimbang nilai tukar rupiah tetap baik untuk ekspor dan kebutuhan lainnya," imbuhnya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menunjukkan penguatan dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sempat dekati level Rp 17.000 per dolar AS, mata uang Garuda kini tercatat di level Rp 13.810 per dolar AS.




(ara/ara)

Hide Ads