PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada Januari-Maret 2020 mencatatkan laba Rp 371 miliar. Angka ini naik 892% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Dengan kenaikan itu, laba per saham juga meningkat 891,72% dari Rp 19,44 pada kuartal I tahun 2019 menjadi Rp 192,79 pada kuartal I tahun 2020," kata Presiden Direktur Astra Agro Santosa dalam keterangannya, Rabu (10/6/2020).
Kenaikan laba bersih perusahaan pada kuartal I-2020 ini didorong oleh peningkatan rata-rata harga jual minyak kelapa sawit sebesar 45% menjadi Rp 9.037/kg. Pada periode yang sama, pendapatan bersih Astra Agro naik 13,3% dari Rp 4,23 triliun menjadi Rp 4,80 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktor cuaca mempengaruhi produksi TBS pada kuartal pertama tahun ini," kata Santosa.
Dari aspek operasional, pada kuartal I-2020, produksi TBS Astra Agro turun 8,5% dari 1,21 juta ton menjadi 1,1 juta ton. Produksi minyak sawit mentah (CPO) turun 14,6% dari 415 ribu ton menjadi 354 ribu ton. Produksi olein meningkat 20,9% dari 83,6 ribu ton menjadi 101,1 ribu ton.
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan sepanjang tahun 2020, Astra Agro menerapkan rencana strategis antara lain melanjutkan program intensifikasi, mekanisasi dan automasi melalui penerapan inovasi teknologi. Selain itu, Astra Agro juga melakukan penelitian untuk mengembangkan benih unggul dan aplikasi terapannya, serta melanjutkan operasi industri hilir juga menggulirkan program peremajaan tanaman (replanting).
Dalam meningkatkan volume penjualan, Astra Agro terus melakukan pengembangan kerja sama dengan kebun masyarakat sekitar. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan tata kelola bisnis yang berkelanjutan dengan menjalankan empat pilar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan.
Tahun 2019 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri kelapa sawit. Harga CPO turun signifikan dan sempat menyentuh level terendah yaitu US$ 497/ton pada awal semester II tahun 2019. Selain itu, produktivitas kelapa sawit juga menurun akibat dampak musim kemarau panjang tahun 2018 serta El Nino ringan di wilayah Indonesia pada tahun 2019.
Harga CPO yang membaik selama 2 bulan terakhir tahun 2019 memberikan sinyal positif bagi industri kelapa sawit, diikuti dengan penerapan program mandatori B30 dari pemerintah Republik Indonesia yang berdampak positif terhadap daya serap minyak sawit di dalam negeri.
Dalam RUPST 2020, para pemegang saham Astra Agro menyetujui laporan tahunan 2019, termasuk pengesahan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, serta pengesahan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun 2019, penetapan penggunaan laba bersih Perseroan, dan perubahan susunan pengurus Perseroan (Dewan Komisaris).
Santosa mengatakan, turunnya harga CPO sepanjang tahun 2019 mempengaruhi kinerja perusahaan.
"Pendapatan Astra Agro pada periode tahun 2019 turun 8,5% dari Rp 19,08 triliun menjadi Rp 17,45 triliun. Laba bersih Astra Agro pada tahun 2019 sebesar Rp 211 miliar," kata Santosa.
Berlanjut di halaman berikutnya.