Adanya Google Cloud hingga Alibaba Cloud membuat persaingan di bidang digital semakin ketat. Persaingan juga semakin ketat karena adanya layanan seperti Netflix.
Lantas, apa strategi perusahaan dalam negeri seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom?
Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom Muhammad Fajrin Rasyid menjelaskan, pihaknya memandang industri digital sebagai sebuah ekosistem yang besar dan semakin cepat berubah. Dalam perubahan itu ada sebuah konvergensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya sebenarnya sebuah perusahaan tidak lagi jelas dia ini perusahaan apa. Kita melihat katakan unicorn-unicorn Indonesia awalnya jelas, katakanlah Gojek ride sharing, tapi sekarang perusahaan apa sih," ujarnya dalam acara Indonesia Muda Club, Jumat (26/6/2020).
Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan lain, di mana perusahaan-perusahaan itu mengalami perubahan dengan cepat. Telkom sendiri, tidak memandang kehadiran perusahaan-perusahaan itu menjadi musuh.
Dia bilang, pihaknya melihat apa saja yang menjadi kekuatan kemudian mengidentifikasinya ketika ingin melakukan ekspansi.
Dengan kondisi itu, Telkom bisa membangun layanan itu sendiri. Bahkan, kata dia, Telkom bisa menjalin kerja sama dengan mitra.
"Dalam hal ini pertama tentu katakan Telkom bisa membangun men-develop sendiri build own services tapi juga tidak menutup kerja sama partner lainnya, kerja sama, investasi ataupun akuisisi," tutupnya.
(acd/ara)