Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Selasa kemarin. Meningkatnya kasus Corona baru di beberapa wilayah jadi dalangnya.
Sebagian besar AS melaporkan puluhan ribu kasus Corona baru. New York memperluas penerapan karantina bagi pengunjung dari tiga negara bagian, sementara wilayah Miami yang lebih luas di Florida menutup wilayah kembali.
"Ini sedikit kemunduran setelah lima hari yang signifikan di pasar ditambah dengan kekhawatiran normal tentang virus dan (President Cleveland Federal Reserve Bank), Loretta Mester berbicara tentang jalan panjang menuju pemulihan," kata Pasar Strategist Michael Antonelli, di Baird Milwaukee dilansir Reuters, Rabu (8/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dow Jones Industrial Average turun hingga 396,85 poin atau 1,51% menjadi 25,890,18. S&P 500 juga kehilangan 34,4 poin atau 1,08% menjadi 3,145,32. Sementara Nasdaq Composite turun 89,76 poin atau 0,86% menjadi 10,343,89.
S&P 500 masih naik lebih dari 40% dibanding penutupan terendah di Maret. Walmart Inc naik 6,8% setelah sebuah laporan bahwa pengecer tersebut hampir meluncurkan program keanggotaannya, pesaingnya saham Amazon tergelincir 1,3%.
Novavax Inc melonjak 31,6% ketika pemerintah AS memberikan US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 23,4 triliun (kurs Rp 14.400/US$) kepada pembuat obat untuk pembuatan vaksin virus Corona yang potensial di negara tersebut.
Mester mengatakan lonjakan kasus Corona baru di seluruh negeri membuat konsumen lebih berhati-hati dan stimulus fiskal lebih banyak diperlukan untuk membantu perekonomian pulih sepenuhnya dari krisis.
Padahal saham AS baru-baru ini telah naik, dengan S&P 500 mencatatkan sesi kenaikan kelima berturut-turut pada hari Senin. Meskipun meningkatnya kasus Corona baru di AS, banyak yang berpandangan bahwa Juni pemulihan ekonomi sedang berlangsung.
(fdl/fdl)