Lippo Karawaci Rugi Rp 1,25 T di Semester I-2020

Lippo Karawaci Rugi Rp 1,25 T di Semester I-2020

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 30 Jul 2020 13:11 WIB
PT Lippo Karawaci melakukan penandatanganan kerjasama dengan PT Persero, sebagai Main Contractor pembangunan menara apartemen The Bloomington KVR, Kamis (20/12), menara apartemen ketujuh yang merupakan menara termewah di kawasan luxurious integrated resort development Kemang Village, Jakarta. File/detikFoto.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan kerugian Rp 1,25 triliun pada semester I-2020. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,46 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/7/2020), pada kuartal II-2020, pihaknya melaporkan laba selisih kurs tak terealisasi sebesar Rp 1,9 triliun karena rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan hampirmengimbangi kerugian forex yang belum direalisasi sebesar Rp 446 miliar di semester I-2020.

Karena rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS, LPKR melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 864 miliar pada kuartal II-2020, tapi itu tidak dapat mengimbangi rugi bersih pada kuartal I-2020 sehingga hingga pertengahan tahun pihaknya mencatatkan kerugian Rp 1,25 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dalam keterangan resmi perusahaan, pihaknya mencatatkan laba bruto atau laba kotor konsolidasian meningkat 2,6% year on year (yoy) menjadi Rp 2,12 triliun pada semester I-2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 2,06 triliun.

Real Estate Development melaporkan peningkatan laba bruto sebesar 148,3% yoy menjadi Rp 604 miliar di semester I-2020 dari Rp 243 miliar di semester I-2019.
Sementara itu, bisnis Real Estate Management & Services (rumah sakit, mal dan lainnya) mencatat penurunan laba bruto sebesar 16,9% yoy menjadi Rp 1,46 triliun pada semester I-2020 dari Rp 1,76 triliun di tahun sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Meskipun pandemi global baru-baru ini mempengaruhi pendapatan recurring kami dari rumah sakit, mal dan hotel secara signifikan, kami terus menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate development kami yang tumbuh sebesar 33,9% pada semester I-2020," kata CEO LPKR John Riady.

Sementara EBITDA konsolidasian meningkat 81,5% yoy menjadi Rp 969 miliar di semester I-2020 dari Rp 534 miliar di semester I-2019.

Pihaknya harus melakukan penyesuaian dengan adanya adopsi PSAK 73 baru-baru ini. PSAK 73 menyebabkan perubahan dari beban sewa ke biaya bunga, sehingga EBITDA tampak menjadi lebih tinggi. Dampaknya sebesar Rp 254 miliar yang menyiratkan normalisasi EBITDA sebesar Rp 715 miliar, atau naik sebesar 34% yoy.

Real Estate Development memimpin pertumbuhan EBITDA, naik sebesar 290,7% yoy menjadi Rp 225 miliar di semester I-2020 dari minus Rp 118 miliar di semester I-2019.




(toy/ara)

Hide Ads