Bahaya Mengintai Pasar Saham AS yang Tengah Pecah Rekor

Bahaya Mengintai Pasar Saham AS yang Tengah Pecah Rekor

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 12:02 WIB
Gedung saham New York atau yang dikenal sebagai Bursa Saham Wall Street
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Bursa saham Amerika Serikat (AS) tengah berada di puncak tertingginya dan menetapkan posisi level tertinggi baru sepanjang masa di tengah pandemi. S&P 500 misalnya sudah melambung 51% sejak posisi terendahnya di 23 Maret 2020.

Namun pimpinan korporasi di AS ragu tentang tren positif ini akan berlanjut. Para CEO, pemegang saham besar dan para eksekutif lainnya tengah dan waspada dan bersiap jika terjadi kembali penurunan.

Melansir CNN, Rabu (19/8/2020), beberapa orang dalam emiten disebut-sebut telah melakukan aksi jual lebih dari US$ 50 miliar saham sejak awal Mei, menurut TrimTabs Investment Research. Agustus akan menjadi bulan ketiga dari empat bulan terakhir di mana orang dalam emiten melakukan penjualan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insider trading itu bisa menjadi tanda peringatan untuk pasar. Sebab orang dalam emiten pasti mengetahui lebih banyak informasi tentang kondisi sebenarnya dari perusahaan daripada investor. Dan jika mereka yakin dengan reli pasar, orang dalam kemungkinan tidak akan menjualnya sahamnya sekarang. Namun justru banyak dari orang dalam emiten yang melakukan aksi jual tepat ketika pasar memecahkan rekor baru.

"Jika Anda seorang eksekutif dan Anda melihat lingkungan ekonomi yang menantang, pasar memberi Anda hadiah dengan rebound tajam ini," kata Peter Boockvar, kepala investasi di Bleakley Advisory Group. "Orang dalam tampaknya berpikir ini adalah waktu untuk memantapkan pilihan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Penguatan pasar saham AS ini memang mencengangkan. Tidak ada yang mengira pasar saham AS pulih begitu cepat setelah pandemi Corona telah menimbulkan pengangguran massal dan gelombang kebangkrutan perusahaan.

Jika S&P 500 ditutup di atas 3.386,15, itu akan mewakili rekor tertinggi pertama indeks acuan sejak Februari. Menurut beberapa definisi, itu akan menandai akhir dari masa bearish yang terpendek dalam sejarah.

Meski orang dalam di emiten melakukan aksi jual, tidak mengubah optimisme dari pelaku pasar yang terdorong sentimen positif dari aksi bantuan Federal Reserve.

The Fed telah memangkas suku bunga menjadi nol dan telah menyerap triliunan dolar obligasi. The Fed pada dasarnya memaksa investor untuk bertaruh pada saham berisiko dan mereka punya.




(das/eds)

Hide Ads