Nilai mata uang Jepang, yen menguat setelah kabar Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe akan mengundurkan diri karena masalah kesehatan.
Mengutip Bloomberg, Jumat (28/8/2020), mata uang Negeri Sakura naik 0,4% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 106,11/US$.
"Abenomics mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tetapi fakta bahwa mereka mengajukan kebijakan yang jelas untuk keluar dari deflasi adalah hal yang positif untuk pasar ekuitas," kata Hiroshi Matsumoto, kepala investasi Jepang di Pictet Asset Management.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bukan akhir dunia bagi ekonomi Jepang, tetapi kami tidak dapat melihat dengan jelas siapa penerusnya. Dan ada pertanyaan tentang seberapa jauh kebijakan Abenomics akan diterapkan," lanjutnya.
Namun, jika Abe digantikan oleh Suga atau mantan menteri luar negeri Fumio Kishida, kebijakannya menurut para analis akan berlanjut.
Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management Co. di Tokyo mengatakan menguatnya yen mengejutkan pelaku pasar karena tidak diperkirakan terjadi hari ini.
"Yen bisa memperpanjang kenaikan ketika lebih banyak pemain luar negeri memasuki pasar. Tetapi kemajuan akan terbatas karena pasar mengharapkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter Jepang saat ini akan dipertahankan di tengah krisis virus Corona tidak peduli siapa yang berhasil setelah Abe," lanjut dia.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Anak Nggak Mau Makan, Apakah Bisa Diganti Susu?"
[Gambas:Video 20detik]