Dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan, bahkan jika dilihat secara bulanan, dolar AS turun dalam 4 bulan berturut-turut. Hal itu disebabkan perubahan kebijakan Bank Sentral AS (TheFederal Reserve/The Fed) terkait inflasi.
Sementara sebaliknya, nilai tukar euro siap untuk membukukan kenaikan di bulan keempat. Mengutip Reuters, Senin (31/8/2020), para investor merespons pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang menguraikan perubahan kebijakan akomodatif yang diyakini dapat mengakibatkan inflasi bergerak lebih tinggi dan suku bunga tetap lebih rendah dalam jangka waktu yang lebih lebih lama.
"Bahkan jika bank sentral AS cenderung senang dengan interpretasi dari langkah-langkah mereka, itu bukan berita baik untuk dolar," komentar analis Commerzbank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari ini dolar AS terhadap sekeranjang mata uang datar di level 92,256 diperdagangkan di Eropa, dan turun 1,28% dalam sebulan. Sedangkan euro pada perdagangan hari ini tercatat naik 0,2% ke level US$ 1,1929. Jika dilihat secara bulanan euro tercatat naik 1,3%, dan menjadi kenaikan bulanan keempat berturut-turut.
Pandangan para pelaku pasar sendiri saat ini memang fokus pada pernyataan pejabat Bank Sentral yang akan berbicara sepanjang minggu ini. Selain itu mereka juga memantau data inflasi di zona euro pada hari Selasa dan data gaji di AS pada hari Jumat mendatang.
Baca juga: Ambyar! IHSG Ditutup Anjlok 2% Lebih |
(das/hns)