Waduh Nilai Saham SoftBank Amblas Rp 176 T, Ada Apa?

Waduh Nilai Saham SoftBank Amblas Rp 176 T, Ada Apa?

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 09 Sep 2020 20:30 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 08: Masayoshi Son, founder and chief executive officer of SoftBank, the chief executive officer of SoftBank Mobile, and current chairman of Sprint Corporation, attends the Allen & Company Sun Valley Conference on July 8, 2015 in Sun Valley, Idaho. Many of the worlds wealthiest and most powerful business people from media, finance, and technology attend the annual week-long conference which is in its 33rd year.  (Photo by Scott Olson/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Saham SoftBank terus mengalami penurunan nilai hingga semakin dalam. Bahkan nilai saham SoftBank sudah merosot hingga US$ 12 miliar atau setara Rp 176,4 triliun.

Melansir CNBC, Rabu (9/9/2020) saham perusahaan pada perdagangan terakhir turun 3%, dan telah meninggalkan SoftBank dengan kapitalisasi pasar sebesar 11,9 triliun yen (US$ 112,1 miliar). Angka itu turun US$ 12 miliar dari sekitar 13,2 triliun yen (US$ 124,4 miliar).

Penurunan nilai perusahaan yang berkelanjutan itu mengikuti laporan Financial Times pada hari Jumat yang menyebutkan SoftBank adalah misteri 'Paus Nasdaq' yang telah membeli miliaran dolar saham yang bertaruh pada saham yang diharapkan terus meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan tersebut menyebutkan bahwa SoftBank telah membeli saham-saham perusahaan teknologi seperti Tesla, Amazon, Microsoft dan Netflix, yang berpotensi meningkatkan valuasi di sektor ini.

Namun minggu lalu, saham sektor teknologi mengalami pembalikan besar di tengah kekhawatiran bahwa valuasi telah mencapai level puncaknya. Indeks Nasdaq Composite yang memiliki banyak sektor teknologi sekarang telah jatuh 10% selama tiga hari terakhir.

ADVERTISEMENT

Berita tentang pertaruhan besar yang dilakukan SoftBank terhadap perusahaan teknologi besar AS itu mengejutkan investor. SoftBank sendiri sebelumnya sudah memiliki pengalaman pahit yang bertaruh multi-miliar dolar pada perusahaan rintisan yang juga juga memberikan kerugian besar seperti Uber, WeWork, dan DoorDash.

Bulan lalu, CEO SoftBank Masayoshi Son mendirikan divisi manajemen aset untuk membeli saham di perusahaan publik. Neil Campling, kepala penelitian TMT di Mirabaud Securities, mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan pendekatan yang lebih hati-hati dalam manajemen keuangan. Namun kabar tentang 'perjudian' ini tentu mengejutkan para investor.




(dna/dna)

Hide Ads