Saham perusahaan data berbasis cloud Snowflake naik dua kali lipat saat pertama kali melakukan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO). Hal itu terjadi setelah Snowflake mendapatkan dukungan dari Salesforce dan perusahaan investor legendaris Warren Buffett, Berkshire Hathaway.
Dikutip dari CNN, Kamis (17/9/2020) Snowflake menjadi perusahaan dengan IPO terbesar yang pernah ada. Harga saham Snowflake senilai US$ 120 per saham. Nilai itu jauh dari perkiraan perusahaan sebelumnya, yakni US$ 100 per lembar.. Permintaan saham terus melonjak dan mengirim harga saham naik tajam menjadi US$ 245 hingga US$ 300 per saham.
Saat IPO Snowflake dikabarkan menjual 28 juta saham dan berhasil mengumpulkan US$ 3,4 miliar. Debutnya membuat Snowflake menjadi perusahaan dengan IPO terbesar sepanjang sejarah. Perusahaan berhasil melampaui IPO terbesar pada 2007 DELL dan VMWare, yang keduanya berhasil mengumpulkan US$ 1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencapaian Snowflake membawanya menjadi perusahaan mapan di S&P 500 setara dengan Bank of New York Mellon (BK), Hershey (HSY) dan Allstate (ALL), Dow Walgreens (WBA).
Namun, menurut dari Renaissance Capital, Snowflake bukan perusahaan dengan IPO terbesar. Ada perusahaan Saudi Aramco yang berhasil mengumpulkan US$ 26 miliar. Selanjutnya pada 2019 ada Uber yang berhasil mengumpulkan US$ 8 miliar saat IPO-nya dan menjadi terbesar ke 25 yang pernah ada.
Snowflake menjadi salah satu startup unicorn yang diharapkan bisa go public sebelum akhir 2020. Bersama dengan perusahaan lainnya seperti Airbnb, Palantir, JFog, dan DoorDash. Perusahaan kini memiliki 3.100 pelanggan, naik dua kali lipat dari tahun lalu.
Keikutsertaan Berkshire Hathaway dan Salesfore dalam IPO Snowflake membantu Salesfore dapat bersaing dengan perusahaan teknologi lain seperti Amazon, Microsoft, Google Alphabet.
Sedangkan bagi Berkshire, kemitraan ini menjadi langkah baru perusahaan terlibat dengan perusahaan teknologi kecil. Biasanya Buffet hanya berfokus pada perusahaan besar, seperti Apple.