Merger 3 Bank BUMN Syariah, Saham Publik Cuma Tersisa 4,4%

Merger 3 Bank BUMN Syariah, Saham Publik Cuma Tersisa 4,4%

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 21 Okt 2020 12:01 WIB
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk kembali menyuntikkan modal sebesar Rp 500 miliar ke BRI Syariah untuk memacu pertumbuhan bisnis. Modal disetor BRI Syariah saat ini sebesar Rp1,47 triliun atau naik dari posisi sebelumnya Rp979 miliar. File/detikFoto.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) yang dipertahankan dalam proses penggabungan 3 bank BUMN syariah bersama PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS). Selaku perusahaan terbuka, komposisi kepemilikan saham di BRIS akan berubah. Ternyata kepemilikan publik nantinya hanya akan tersisa 4,4%.

Berdasarkan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger), BRIS selaku bank hasil penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Namun komposisi pemegang saham pada BRIS akan berubah.

Komposisinya kepemilikan BRIS menjadi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%. Struktur pemegang saham tersebut adalah berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total aset dari Bank Hasil Penggabungan diperkirakan akan mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Dengan demikian Bank Hasil Penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.

Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank SyariahBUMN sekaligus Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan setelah Ringkasan Rencana Merger tersebut akan terus dikawal hingga tuntasnya integrasi ketiga bank peserta penggabungan.

ADVERTISEMENT

"Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar. Saya, mewakili PMO, diamanahkan oleh Pemerintah melalui Kementerian BUMN untuk terus mengawal tidak hanya sampai legal merger, tapi juga memastikan hadirnya bank syariah nasional terbesar ini benar-benar dapat memberikan manfaat bagi orang banyak dan membawa nama Indonesia ke kancah global sebagai pusat ekonomi syariah dunia," ucapnya dalam keterangan tertulis Rabu (21/10/2020).

Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari menambahkan bahwa masih ada sejumlah tahapan sampai tuntasnya penggabungan ini. Meskipun rencana merger yang menjadi batu pijakan yang paling penting dari serangkaian proses merger telah diselesaikan.

"Masih ada serangkaian proses dan milestone yang harus dilalui dan kami pastikan semuanya dilakukan dengan saksama, sesuai dengan regulasi, dan mengedepankan karyawan, nasabah, mitra usaha, dan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat. Kami juga memastikan kepada para nasabah bahwa layanan tetap berjalan normal dan optimal," ujar Ngatari.

Direktur Utama Bank BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, menambahkan strategi dan rencana bisnis dari Bank Hasil Penggabungan sebagaimana tercantum dalam Rencana Merger sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mewujudkan ekosistem halal dan mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

"Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi Syariah yang luar biasa besar dan belum kita optimalisasi sepenuhnya. Oleh karena itu, diharapkan Bank Hasil Penggabungan akan memiliki modal, aset, sumber daya manusia, sistem teknologi, dan produk-produk yang mumpuni untuk memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan penetrasi aset syariah sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah global," ucap Firman.

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah), Toni E.B. Subari, menjelaskan merger ini menggabungkan kekuatan dari tiga bank Syariah milik BUMN sehingga Bank Hasil Penggabungan akan menghadirkan layanan dan solusi keuangan Syariah yang lengkap, modern dan inovatif dalam satu atap untuk berbagai segmen nasabah dengan berbagai kebutuhan. Ditunjang oleh lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia, Bank Hasil Penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.

"Dengan core competence masing-masing, akan saling melengkapi, saling menguatkan. Jadi Bank Hasil Penggabungan nantinya akan memiliki layanan berbasis syariah yang komprehensif dalam satu atap bagi semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale Syariah, sampai korporasi, baik untuk nasabah nasional maupun investor global," jelas Toni.


Hide Ads