Pegawai Matahari Kena Potong Gaji

Pegawai Matahari Kena Potong Gaji

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 23 Okt 2020 17:05 WIB
Dua hari lagi jelang penutupan, barang dagangan nyaris ludes. Barang yang nyaris ludes adalah aksesoris wanita, make up hingga sepatu dan sandal.
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta -

PT Matahari Department Store Tbk mulai membayar kembali gaji karyawannya atau menaikkan sedikit demi sedikit nominal gaji yang sempat dipotong selama pandemi COVID-19. Emiten berkode saham LPPF ini pun bertekad memulihkan gaji seluruh karyawannya paling lambat kuartal VI-2020 mendatang.

"Pemulihan pemotongan gaji telah dimulai sejalan dengan pemulihan kami, dan direncanakan untuk pulih sepenuhnya pada Kuartal 4 2020," tulis CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor dalam siaran pers resminya dikutup dari Keterbukaan Informasi BEI, Jumat (23/10/2020).

Sejak terimbas pandemi COVID-19 Matahari terus mencatatkan kerugian. Untuk bisa terus bertahan, memotong gaji karyawan jadi salah satu kebijakan yang diambil perseroan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama masa pandemi, emiten ini juga merumahkan atau memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH) kepada 5.623 karyawannya. Ada juga pengurangan jumlah karyawan. Awalnya total karyawan tetap dan tidak tetap Matahari hingga per Desember 2019 mencapai 14.044 orang.

Namun, pada awal Juni 2020 lalu jumlahnya menjadi 12.080 atau berkurang 1.964 orang. Namun, karyawan yang dikurangi itu bukan pekerja tetap melainkan karyawan yang habis masa kontraknya dan tidak diperpanjang terutama yang bekerja di toko-toko yang ditutup.

ADVERTISEMENT

Tak hanya berimbas ke karyawan, pandemi ini juga memaksa emiten ritel tersebut menutup 7 gerainya sekaligus.

"Pandemi COVID-19 mempercepat penutupan gerai-gerai yang berkinerja kurang baik, sejalan dengan upaya Matahari dalam merestrukturisasi bisnis. Sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup," sambungnya.

Sehingga saat ini, Matahari Department Store hanya mengoperasikan 153 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia. Rencananya, emiten berkode saham LPPF ini bakal menutup 3 gerai lainnya hingga akhir tahun.

Perusahaan juga menanggung kerugian bersih Rp 617 miliar dari Januari- September 2020. Dari segi pendapatan, emiten ini hanya mampu melaporkan penjualan kotor sebesar Rp 5,9 triliun alias anjlok sebanyak 57,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pendapatan bersihnya pun demikian, merosot 57,5% menjadi Rp 3,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.

Matahari mengaku sudah mulai pulih secara stabil pada Juli, Agustus, dan hingga pertengahan September lalu. Namun, ketika pada tanggal 14 September, PSBB diimplementasikan kembali di Jakarta dan adanya pembatasan operasional di lokasi lainnya, menyebabkan perseroan menutup beberapa gerainya untuk sementara, sehingga memperlambat kinerja emiten pada kuartal tersebut.

Untuk mengurangi dampak pandemi, perseroan mengklaim telah mengupayakan berbagai pengetatan biaya, termasuk negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa yang menghasilkan penurunan beban operasional sebesar 26,2% pada kuartal ketiga dan 29,3% pada periode Januari-September 2020.

"Kami telah melunasi fasilitas kredit tambahan yang diperoleh di bulan Mei tahun ini. Kami melakukan kontrol yang ketat atas pengeluaran kami dan pembekuan belanja modal kami masih berlaku selain terkait dua toko yang dibuka pada kuartal ini," imbuhnya.


Hide Ads