IPO Ant Group Ditunda, Saham Alibaba Merosot

IPO Ant Group Ditunda, Saham Alibaba Merosot

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 06 Nov 2020 11:28 WIB
Markas Alibaba
Foto: Adi Fida Rahman/detikinet
Jakarta -

Pemerintah China masih menangguhkan permohonan IPO dari Ant Group, induk dari e-wallet Alipay yang didirikan Jack Ma. Perusahaan Afiliasi Alibaba Group ini mengejar nilai penawaran yang terbesar di dunia yakni US$ 37 miliar atau sekitar Rp 528 triliun (kurs Rp 14.276) dari bursa Shanghai dan Hongkong.

Dampak dari pembekuan permohonan IPO itu, saham Alibaba (BABA) turun 2% pada perdagangan semalam. Sementara, pada Selasa lalu saham Alibaba juga sudah anjlok 8%. Namun, jika melihat kenaikan selama 2020, saham Alibaba masih melonjak 30%.

Dilansir dari CNN, Jumat (6/11/2020), di tengah penurunan nilai saham, Alibaba juga menyampaikan laporan keuangan perusahaan di kuartal III-2020. Di kuartal II-2020 ini, penjualan naik 30%. Namun, lebih kecil dari angka penjualan pada kuartal II-2020 yang naik 34%, karena masyarakat China masih beraktivitas dari rumah selama lockdown yang berlaku kala itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, hambatan yang menimpa Ant Group ini tak begitu memberikan dampak signifikan pada Alibaba. E-commerce raksasa China itu punya kesempatan besar untuk meraup untung yang lebih tinggi karena pemulihan ekonomi China dari dampak pandemi COVID-19 mulai terlihat.

CEO Alibaba Daniel Zhang mengatakan, perusahaan selalu aktif mengevaluasi dampak IPO Ant Group dan juga perubahan regulasi fintech China yang telah diusulkan.

ADVERTISEMENT

Adapun alasan pemerintah China membekukan permohonan IPO Ant Group ialah kekhawatiran besar akan meningkatnya kegagalan bank, kredit macet, dan kualitas aset yang buruk di tengah pandemi Corona yang sudah menggencet perekonomian. Dilansir dari Aljazeera, kekhawatiran Beijing itu muncul karena semakin banyak bank-bank yang memberikan layanan penjualan mikro atau platform teknologi pihak ketiga seperti Ant untuk menjamin pinjaman konsumen.

(eds/eds)

Hide Ads