Jatuh Bangun, Begini Perjalanan 25 Tahun Telkom Melantai di Bursa

Jatuh Bangun, Begini Perjalanan 25 Tahun Telkom Melantai di Bursa

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 19 Nov 2020 18:20 WIB
Illustrasi telkom indonesia
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Telkom Indonesia (Persero) sudah 25 tahun berstatus sebagai perusahaan terbuka. Selama 25 tahun melantai di bursa, perusahaan dengan kode saham TLKM telah melalui berbagai tantangan.

Komisaris Utama Telkom Indonesia Rhenald Kasali mengatakan, Telkom melepas saham ke publik pada tahun 1995. Dua tahun setelah itu, Indonesia mengalami krisis.

Meski begitu, Telkom mampu melewati masa sulit tersebut. Ia berharap, Telkom juga bisa melewati kondisi sulit saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 1995 IPO, 2 tahun kemudian terjadi krisis, Indonesia diterjang krisis, terjadi capital flight tahun 1997 yang mengubah banyak negeri ini. Kita telah melewati masa-masa yang berat," katanya dalam perayaan IPO ke-25 Telkom, Kamis (19/11/2020).

"Kalau sekarang kami menghadapi masa-masa itu tentu ini adalah suatu ujian yang mudah-mudahan kita bisa menyalakan lilin di tengah terowongan yang gelap," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan, saham Telkom pernah tercatat di beberapa bursa global seperti London Stock Exchange, Tokyo Stock Exchange dan New York Stock Exchange.

"Jadi Telkom ini merupakan acuan," sambungnya.

Rhenald Kasali. Dok PribadiRhenald Kasali Foto: pool

Lebih lanjut, kini Telkom menorehkan sejarah sebagai perusahaan satu-satunya sahamnya tercatat di dua bursa. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan tata kelola yang baik.

"Bahkan sekarang satu-satunya perusahaan Indonesia tercatat sekaligus dia dua bursa besar ini. Menjadi Perusahaan dual listing Bursa Efek Indonesia dan New York Stock Exchange memberikan semangat meningkatkan standar good corporate governance yang turut meningkatkan kredibilitas dan reputasi perusahaan," paparnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini Septiana mengatakan, saat ini tercatat 26 BUMN dan 23 anak usaha BUMN memanfaatkan pendanaan dari pasar modal. Dia berharap, makin banyak BUMN dan anak usahanya masuk pasar modal.

"Kami memang mendorong BUMN untuk masuk pasar modal. Kami berharap makin banyak BUMN dan anak BUMN perusahaan menjadi role model bagi perusahaan terbuka lainnya dalam hal menerapkan corporate governance," jelasnya.

Sebagai tambahan, pada tahun ini tercatat 137 perusahaan memanfaatkan pasar modal dengan dana yang dihimpun mencapai Rp 99,7 triliun. Kemudian, 40 perusahaan di antaranya melakukan penawaran saham perdana.

"Termasuk di dalamnya 40 emiten melaksanakan IPO dan capaian IPO tertinggi dalam sejarah di antara bursa efek ASEAN," ujarnya.


Hide Ads