PT Matahari Department Store Tbk bakal menutup sebanyak 6 gerai. Toko ritel yang menjual produk gaya hidup itu mengurangi jumlah gerai dari 153 menjadi 147 hingga akhir 2020.
"6 toko format besar yang tidak menguntungkan akan ditutup," kata perusahaan dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/11/2020).
Apakah bakal ada PHK besar-besaran karena penutupan gerai? Berikut faktanya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tak Ada PHK
Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store Miranti Hadisusilo menegaskan, dalam penutupan 6 gerai itu perusahaan menjamin tidak akan ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Karyawan Matahari tidak ada yang di-PHK," tegasnya kepada detikcom, Senin (30/11/2020).
Miranti menjelaskan, para pegawai Matahari Department Store di 6 gerai yang ditutup itu akan direlokasi ke gerai terdekat. Dia tak bisa merinci berapa jumlah karyawan di 6 gerai itu. Namun rata-rata gerai Matahari Department Store ada sekitar 60-80 karyawan, termasuk karyawan vendor.
2. Lokasi gerai yang ditutup
Gerai-gerai yang ditutup, yakni 4 di Jawa, 1 di Bali, dan 1 di Sulawesi. Perusahaan pun memutuskan untuk tidak menambah gerai pada kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021.
Dari 147 toko yang masih dipertahankan, 23 di antaranya sedang dalam pantauan untuk peningkatan kinerja. Toko-toko yang tidak disebutkan ada di mana saja itu sedang dipantau, ditinjau, dan didiskusikan. Perusahaan juga melangsungkan negosiasi dengan pemilik gedung mengenai biaya sewa gerai agar bisa lebih murah.
3. Keuangan babak-belur
Jika dilihat dari kinerja keuangannya, perusahaan ini memang sedang babak belur. Dalam periode Januari-September 2020 perusahaan mengalami kerugian hingga Rp 617 miliar.
Dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, catatan kinerja keuangan itu anjlok hingga 152% dari yang sebelumnya untung hingga Rp 1,18 triliun.
Matahari Department Store juga hanya bisa mengantongi penjualan kotor sepanjang 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 5,8 triliun. Angka itu turun 57,6% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 13,8 triliun. Pendapatan bersihnya pun demikian merosot 57,5% menjadi Rp 3,3 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu.
(toy/hns)