Dengan berinvestasi, pundi-pundi uang bisa bertambah apa lagi di kondisi tak menentu seperti pandemi COVID-19 saat ini. Investasi menjadi salah satu cara untuk menambah uang.
Salah satu instrumen investasi rekomendasi untuk pemula bisa mencoba ke reksa dana. Investasi ini cocok bagi pemula karena dana para investor akan dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman.
Beberapa keuntungan yang bisa didapat lewat berinvestasi reksa dana adalah, memiliki instrumen investasi yang terdiversifikasi otomatis, modal awal investasi yang kecil, bisa ditop-up dan dicairkan kapan saja, dan bebas pajak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah tips dari Lifepal.co.id dalam memilih reksa dana untuk pemula.
1. Kenali Manager Investasi
Mencari tahu soal rekam jejak manajer investasi (MI) adalah hal wajib yang harus dilakukan investor. Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, sangat mudah untuk mengetahui apakah MI yang kita tuju pernah terlibat kasus, atau pelanggaran hukum lainnya.
Ketahui pula, jumlah dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) perusahaan manajer investasi tersebut. Besarnya AUM menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap MI. Sebab, tidak mungkin investor mempercayakan dana mereka dikelola oleh MI yang kinerjanya buruk.
2. Cari acuan untuk mengukur performa reksa dana
Data historis seputar imbal hasil sebuah reksa dana secara bulanan hingga tahunan tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk memilih produk reksa dana. Anda bisa melakukan perbandingan dengan menggunakan beberapa acuan. Kinerja reksa dana yang disertai acuan bisa Anda temukan di fund fact sheet produk reksa dana.
Pertama, Reksa dana pasar uang vs bunga deposito. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang memiliki underlying asset atau aset dasar berupa instrumen pasar uang. Beberapa di antaranya adalah deposito dan surat utang jangka pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun.
Satu-satunya cara untuk mengukur performa reksa dana adalah dengan membandingkannya dengan deposito bank umum.
Kedua, jika reksa dana yang Anda beli adalah reksa dana saham, maka Anda bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mengukur performanya. IHSG pun bisa dijadikan benchmark untuk mengukur performa reksa dana campuran, asalkan komposisi portofolio efek di reksa dana campuran tersebut, sebagian besarnya adalah saham.
Ketiga, reksa dana pendapatan tetap, benchmark berupa Indonesian Indeks Obligasi Pemerintah, Indeks Obligasi Korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Semuanya tergantung isi dari underlying asset dari reksa dana pendapatan tetap yang dipilih.
lanjut ke halaman berikutnya