Kenali Tips Reksa Dana, Investasi yang Diramal Cuan di Tengah Corona

Kenali Tips Reksa Dana, Investasi yang Diramal Cuan di Tengah Corona

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 03 Des 2020 15:20 WIB
Ilustrasi Investasi Saham DetikX
Foto: Ilustrasi: Luthfi Syahban
Jakarta -

Dengan berinvestasi, pundi-pundi uang bisa bertambah apa lagi di kondisi tak menentu seperti pandemi COVID-19 saat ini. Investasi menjadi salah satu cara untuk menambah uang.

Salah satu instrumen investasi rekomendasi untuk pemula bisa mencoba ke reksa dana. Investasi ini cocok bagi pemula karena dana para investor akan dikelola oleh Manajer Investasi yang berpengalaman.

Beberapa keuntungan yang bisa didapat lewat berinvestasi reksa dana adalah, memiliki instrumen investasi yang terdiversifikasi otomatis, modal awal investasi yang kecil, bisa ditop-up dan dicairkan kapan saja, dan bebas pajak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah tips dari Lifepal.co.id dalam memilih reksa dana untuk pemula.

1. Kenali Manager Investasi

ADVERTISEMENT

Mencari tahu soal rekam jejak manajer investasi (MI) adalah hal wajib yang harus dilakukan investor. Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, sangat mudah untuk mengetahui apakah MI yang kita tuju pernah terlibat kasus, atau pelanggaran hukum lainnya.

Ketahui pula, jumlah dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) perusahaan manajer investasi tersebut. Besarnya AUM menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap MI. Sebab, tidak mungkin investor mempercayakan dana mereka dikelola oleh MI yang kinerjanya buruk.

2. Cari acuan untuk mengukur performa reksa dana

Data historis seputar imbal hasil sebuah reksa dana secara bulanan hingga tahunan tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan untuk memilih produk reksa dana. Anda bisa melakukan perbandingan dengan menggunakan beberapa acuan. Kinerja reksa dana yang disertai acuan bisa Anda temukan di fund fact sheet produk reksa dana.

Pertama, Reksa dana pasar uang vs bunga deposito. Reksa dana pasar uang merupakan reksa dana yang memiliki underlying asset atau aset dasar berupa instrumen pasar uang. Beberapa di antaranya adalah deposito dan surat utang jangka pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun.

Satu-satunya cara untuk mengukur performa reksa dana adalah dengan membandingkannya dengan deposito bank umum.

Kedua, jika reksa dana yang Anda beli adalah reksa dana saham, maka Anda bisa menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mengukur performanya. IHSG pun bisa dijadikan benchmark untuk mengukur performa reksa dana campuran, asalkan komposisi portofolio efek di reksa dana campuran tersebut, sebagian besarnya adalah saham.

Ketiga, reksa dana pendapatan tetap, benchmark berupa Indonesian Indeks Obligasi Pemerintah, Indeks Obligasi Korporat, atau ICBI (Indonesia Composite Bond Index). Semuanya tergantung isi dari underlying asset dari reksa dana pendapatan tetap yang dipilih.

lanjut ke halaman berikutnya

3. Perhatikan Sharpe Ratio

Sharpe ratio merupakan rasio yang mengukur kinerja reksa dana dengan perbandingan imbal hasil dan risiko (standar deviasi). Makin tinggi sharpe ratio maka makin baik kinerja reksa dana tersebut.

Jika Anda menemukan nilai sharpe ratio negatif di produk reksa dana, maka akan lebih baik bagi kita untuk memilih reksa dana yang sharpe ratio negatifnya paling kecil. Sharpe ratio yang negatif menandakan tingkat risiko lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian.

4. Perhatikan tingkat kerugian maksimal

Tingkat kerugian maksimal atau draw down yang bisa juga didefinisikan sebagai tingkat penurunan kinerja dari titik puncaknya ke titik terendah. Apabila sebuah reksa dana memiliki nilai draw down sebesar 30% setahun, berarti kinerja reksa dana tersebut pernah mengalami penurunan sebesar 30%.

Draw down yang tinggi umumnya ditemukan di reksa dana campuran maupun saham. Untuk sebagian besar reksa dana pasar uang, nilai draw down ada di angka 0 koma sekian. Bahkan tidak sedikit pula yang nilainya 0,00%.

5. Waspadai expense ratio reksa dana

Expense ratio bisa juga disebut sebagai perbandingan beban operasional reksa dana dengan rata-rata NAB dalam setahun.

Pengelolaan sebuah reksa dana tentu akan memunculkan biaya. Biaya-biaya tersebut sebut saja, biaya kustodian, trading, marketing, dan lainnya. Semakin kecil expense ratio mencerminkan kehandalan Manajer Investasi dalam mengelola produknya.

6. Pilih reksa dana sesuai dengan jangka waktu investasi Anda

Semakin pendek jangka waktu investasi, maka pilihan reksa dana yang disarankan adalah reksa dana yang volatilitas nilai aktiva bersih (NAB)-nya rendah. Namun untuk jangka panjang, maka pilihan reksa dananya akan semakin fleksibel, boleh yang rendah volatilitasnya atau yang tinggi karena mengharap imbal hasil yang besar.

Untuk jangka waktu pendek 1-3 tahun, sangat disarankan untuk memilih reksa dana yang rendah fluktuasi seperti reksa dana pasar uang, atau pendapatan tetap. Jangka menengah 3-5 tahun, disarankan untuk memilih reksa dana pasar uang, pendapatan tetap dan campuran. Sementara itu untuk kebutuhan dana pendidikan di atas 5 tahun, maka reksa dana saham boleh dicoba.


Hide Ads