Pindah ke Bisnis Pertambangan, Siwani Trimitra Resmi Merger
Senin, 30 Jan 2006 14:51 WIB
Jakarta - PT Siwani Trimitra Tbk (MITI) akhirnya bisa merger dengan PT Caraka Berkat Sarana (CBS) setelah rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) ketiga menyetujui rencana tersebut.Seluruh pemegang saham yang hadir pada RUPSLB Senin ini (30/1/2006) berjumlah 61,73 persen dan semuanya menyetujui rencana tersebut. Sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah menurunkan batas kuorum menjadi 50 persen. "Secara aklamasi 100 persen pemegang saham yang hadir menyetujui," kata Direktur MITI Kartadjaja Intan usai RUPSLB di Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin (30/1/2006).Setelah merger kegiatan bisnis perseroan akan berganti dari perusahaan pembiayaan ke bisnis kontraktor pertambangan dan pengolahan batu granit yang sebelumnya telah ditekuni CBS. MITI juga akan berganti nama menjadi PT Mitra Investindo Tbk. "Secara komersial merger efektif mulai hari ini. Tapi secara legal, karena CBS merupakan perusahaan PMA harus melalui BKPM untuk kepengurusan status, kira-kira akan memakan waktu sebulan," jelas Kartadjaja. Dalam kesempatan yang sama, Direktur CBS Vincent Suryanto mengatakan melalui merger ini perseroan memiliki tambahan alternatif pendanaan melalui pasar modal. Disamping itu, melalui merger kelangsungan operasional MITI kedepannya akan terjaga. Sebelumnya, upaya merger ini dua kali gagal akibat tidak terpenuhinya angka kuorum. BEJ juga telah menyatakan apabila rencana merger gagal, pihaknya akan mendelisting saham MITI. Dengan merger ini komposisi kepemilikan saham MITI mayoritas dikuasai oleh British Virgin Island Olive Crest Corporation sebanyak 50,91 persen. Sedangkan sisanya dimiliki Money Around International Ltd 9,35 persen, PT Surayaya Guna Perkasa 7,8 persen, Andreas Tjahjadi 2,33 persen dan publik 29,61 persen. Penjualan 2006 Setelah merger, perseroan menargetkan penjualan tahun ini akan meningkat 25 persen dibanding tahun 2005. Pasalnya, menurut Vincent pasar batu granit tahun ini sangat menjanjikan. Sekitar 70 persen dari produksi batu granit CBS di ekspor ke Singapura untuk proyek reklamasi. Menurutnya sampai 2010, kebutuhan untuk reklamasi ini mencapai 25 juta ton batu granit. Sedangkan untuk domestik perseroan memasarkan produknya untuk reklamasi pulau Nipah dan untuk fondasi jalan serta konstruksi. "Disamping itu, kita optimis growth cukup tinggi karena CBS baru berdiri pada tahun 2004. Jadi growth-nya masih cukup tinggi," tambah Kartadjaja.
(ir/)