Indosat Dikabarkan Mau Merger dengan Tri, Bagaimana Prospeknya?

Indosat Dikabarkan Mau Merger dengan Tri, Bagaimana Prospeknya?

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 22 Des 2020 16:21 WIB
Indosat Ooredoo
Foto: detikINET/Agus Tri Haryanto
Jakarta -

Perusahaan telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT), Ooredoo QPSC kabarnya sedang menyelesaikan pembicaraan terkait penggabungan usaha (merger) dengan CK Hutchison Holdings Ltd asal Hong Kong, yang memiliki Tri Indonesia.

Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan menilai keputusan merger Indosat dan Tri akan mempercepat perkembangan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Keputusan itu dinilai sejalan dengan kebutuhan pertumbuhan sektor telekomunikasi ke depan.

"Dengan adanya merger akan membuat bisnis semakin kuat karena ada kemampuan pendanaan yang lebih besar, dengan merger dan akuisisi adanya efisiensi dari sinergi yang dihasilkan dan sebagainya," kata Alfred kepada detikcom, Selasa (22/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, prospek bisnis telekomunikasi ke depan akan semakin tumbuh. Terlebih pandemi COVID-19 membuat proses digitalisasi di masyakat menjadi lebih cepat, sehingga pertumbuhan konsumsi masyarakat terhadap jasa telekomunikasi akan meningkat.

"Kalau bicara prospek bisnis sektor telekomunikasi di Indonesia ke depan tentu sangat berprospek sekali. Sebelum pandemi COVID, sektor telekomunikasi menjadi yang selalu membukukan pertumbuhan tertinggi, jauh di atas pertumbuhan ekonomi. Perbaikan infratsruktur dan lifestyle membuat konsumsi masyarakat terhadap data dan akses komunikasi terus tumbuh tinggi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi juga menilai keputusan merger Indosat dan Tri merupakan hal yang tepat. Pasalnya, bisnis telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir dianggap lesu sehingga butuh sebuah konsolidasi.

"Memang kan bisnis telekomunikasi meski di masa pandemi agak membaik, tapi secara umum dalam beberapa tahun terakhir agak berat. Sehingga merger atau akuisisi merupakan kewajaran," kata Heru.

Heru menjelaskan bisnis telekomunikasi cenderung menurun terutama dari pendapatan telepon dan SMS. Jumlah pelanggan operator disebut mengalami koreksi akibat program registrasi prabayar.

"Pendapatan dari layanan data juga agak berbeda dan tidak setinggi yang diharapkan. Beberapa perusahaan dalam kondisi merugi, kalau pun terlihat untung itu juga karena asetnya, terutama menara telekomunikasi dijual," tambahnya.

Meskipun kabar merger Indosat dan Tri dinilai sangat menguntungkan bisnis, Heru belum bisa memperkirakan nilai dari keputusan tersebut. Pasalnya, nilai merger tergantung dari keputusan seperti apa yang diambil.

"Nilai merger akan tergantung siapa yang diambil, atau model konsolidasi. Membeli 100% saham Indosat tentu akan berbeda dengan jika Indosat membeli 100% saham Tri. Atau bisa saja keduanya bergabung dan hadir perusahaan baru," jelasnya.


Hide Ads