.webp)
Alibaba Group Holding Ltd China berencana menerbitkan obligasi dalam mata uang dolar. Mengutip Reuters, Rabu (6/1/2020) Alibaba menargetkan bisa meraup dana hingga US$ 5 miliar setara Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000/US$) dari aksi korporasi tersebut.
Bahkan, penerbitan obligasi ini diprediksi mampu menghimpun dana hingga US$ 8 miliar. Rencananya dana itu akan digunakan untuk belanja perusahaan raksasa e-commerce itu.
Rencana penerbitan obligasi ini akan menjadi ujian terkait sentimen investor terhadap Alibaba, di tengah tindakan keras regulator di China terhadapnya dan afiliasi teknologi keuangan Ant Group.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, menurut Reuters, rencana penerbitan obligasi, termasuk jadwal, belum final dan dapat berubah menurut informasi dari sejumlah sumber yang mengetahui rencana tersebut namun menolak menyampaikan identitas mereka. Di sisi lain, Alibaba masih menolak berkomentar.
Sebagai informasi, pejabat China telah bersikap keras terhadap kerajaan bisnis Jack Ma sejak dia secara terbuka mengkritik sistem peraturan negara pada Oktober. Kritik tersebut memicu serangkaian peristiwa yang mengakibatkan penghentian pencatatan saham Ant Group senilai US$ 37 miliar.
Sejak pidato Ma, regulator China telah memulai penyelidikan praktik monopoli terhadap Alibaba. Selain itu, memerintahkan Ant Financial untuk mengubah bisnis pinjaman dan pembiayaan konsumen lainnya, termasuk pembentukan perusahaan induk untuk memenuhi persyaratan modal. Di sisi lain, abasennya Jack Ma dari pandangan publik sempat memicu spekulasi media sosial tentang keberadaannya.
