Perusahaan mobil listrik, Tesla dikabarkan bakal menyiapkan fasilitas perakitan atau pabrik mobil listrik di Karnataka, negara bagian barat daya India. Sentimen ini dianggap memberikan pengaruh terhadap pergerakan saham tambang di Indonesia.
Saham emiten sektor tambang emas dan nikel sempat melemah di saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di level 6.230 pada pembukaan perdagangan Kamis (18/2/2021).
Namun, kini pergerakan saham emiten-emiten itu mulai bergerak beragam. Saham emiten PT Harum Energy Tbk (HRUM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) terpantau merah, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melandai dan sisanya menghijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut pergerakan 7 saham emas dan nikel, Kamis (18/2/2021) pukul 11.26 WIB:
1. PT Harum Energy Tbk (HRUM) tercatat -0,7% di level 7.125.
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tercatat naik 3,91% ke level 2.660.
3. PT Timah Tbk (TINS) tercatat naik 1,81% ke level 2.250
4. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melandai atau tak bergerak 0% di level 2.750
5. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melandai atau tak bergerak 0% di level 208
6. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tercatat -0,41% ke level 6.050
7. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat 2,41% ke level 85
Sentimen terkait rencana Tesla bangun pabrik mobil listrik tentu berpengaruh pada pergerakan saham emiten nikel dan tambang mineral lainnya. Demikian menurut Analis Pasar Modal sekaligus Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee. Lantaran, nikel dan tambang lainnya merupakan bahan utama dalam pembuatan baterai mobil listrik.
"Pasti berpengaruh tapi pasar saham (emiten nikel dan tambang) kita tidak akan negatif-negatif banget," ujar Hans kepada detikcom, Kamis (18/2/2021).
Hans menjelaskan meski Tesla benar-benar batal bangun pabrik di Indonesia, komoditas nikel dan tambang dalam negeri tetap akan dipakai oleh Tesla. Sebab, ada optimisme yang kuat bahwa Tesla akan bangun pabrik baterai di dalam Indonesia.
"Dia di Indonesia rencananya kemungkinan hanya akan bangun pabrik dengan kita jadi kalau kita bicara (pabrik) mobilnya mungkin enggak, tapi kalau baterainya iya, karena Indonesia itu selain punya nikel dan getah, kita yang berada di garis khatulistiwa ini menguntungkan buat bangun panel solar," terangnya.
"Nikel tetap di-demand jadi nggak bakal negatif-negatif amat kecuali nggak ada demand sama sekali, dari awal juga kita nggak yakin Tesla bangun pabrik mobil listrik di sini karena kita nggak punya baja sebanyak India," tambahnya.
Seperti diketahui, Tesla berencana membangun pabrik mobil listrik di India. Informasi itu disampaikain M B.S. Yediyurappa, kepala menteri negara bagian barat daya Karnataka.
"Perusahaan Amerika Tesla akan membuka unit manufaktur mobil listriknya di Karnataka," kata Yediyurappa dalam sebuah pernyataan di Kannada, dikutip dari Livemint, Senin (15/2/2021).
Lokasi pabriknya disinyalir berada di Bengaluru, Karnakatta. Hal ini diungpak Sekretaris Utama Industri dan Perdagangan Gaurav Gupta, yang mengatakan Tesla akan membuka pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Bengaluru.
"Kami telah berinteraksi dengan Tesla selama beberapa bulan terakhir dan merupakan kabar gembira bahwa mereka telah memutuskan untuk memasukkan perusahaan mereka ke sini."
"Kami membuat mereka terkesan bahwa Bengaluru bukan hanya ibu kota teknologi, tetapi juga ibu kota kedirgantaraan dan luar angkasa. Untuk segala jenis kolaborasi teknologi, ia memiliki kumpulan bakat yang tepat, "tutur Gaurav Gupta.
Bengaluru merupakan tempat di mana banyak pabrikan yang memiliki R&D berada di antaranya Mercedes-Benz, Great Wall Motors, General Motors, Continental, Mahindra & Mahindra, Bosch, Delphi, sampai Volvo.
Sebelum itu, Tesla akan lebih dulu meluncurkan mobil listriknya di India. Mobil listrik pertama yang akan diluncurkan di India adalah Model 3, yang merupakan varian termurah di antara kendaraan Tesla, dengan harga mulai dari US$ 74.739 (5,5 juta rupee India).
Simak juga video 'Saran Perencana Keuangan Aidil Akbar Jika Rugi Investasi Saham':